Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anak Usaha BUMN Mau IPO, Ini Risikonya Menurut Analis

Salah satu penyebab penurunan valuasi perusahaan BUMN adalah keterkaitannya dengan kebijakan pemerintah yang bersifat politis.
Direktur PT Adhi Commuter Properti (ACP) Amrozi Hamidi (kanan), berbincang dengan Direktur Teknik dan Pengembangan Usaha PT Adhi Persada Properti (APP) Pulung Prahasto, di sela-sela konferensi pers di Jakarta, Senin (24/9/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Direktur PT Adhi Commuter Properti (ACP) Amrozi Hamidi (kanan), berbincang dengan Direktur Teknik dan Pengembangan Usaha PT Adhi Persada Properti (APP) Pulung Prahasto, di sela-sela konferensi pers di Jakarta, Senin (24/9/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – PT Adhi Commuter Properti akan menjadi anak usaha emiten pelat merah teranyar yang akan melantai di bursa. Namun, analis kurang yakin saat ini adalah momentum yang tepat untuk aksi korporasi tersebut.

Analis Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan dalam beberapa tahun terakhir emiten-emiten badan usaha milik negara (BUMN) mengalami penurunan valuasi. Salah satu penyebabnya adalah keterkaitannya dengan kebijakan pemerintah yang bersifat politis.

“Kalau bicara BUMN, khususnya yang listing, memang ternyata tidak bisa dipungkiri ada irisan dengan kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah itu ada irisan dengan politik, dan itu risikonya cukup besar, itulah mengapa persepsi terhadap BUMN terganggu, sehingga tidak diminati pasar,” katanya kepada Bisnis, Selasa (18/2/2020).

Menurutnya, saat ini, kondisi fundamental emiten BUMN yang baik tidak menjamin akan tercermin dari valuasinya di pasar saham. Beberapa emiten BUMN dan anak usahanya, saat ini, justru dinilai memiliki valuasi yang lebih rendah dari semestinya.

Dia mencontohkan saham PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) yang saat ini divaluasi sekitar Rp 390 per saham di pasar modal. Padahal, saat pertama kali mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham berada di level Rp590 per saham.

“Padahal dari 2014 sampai 2019 ekuitasnya WTON sudah naik hampir dua kali lipat. Yang mau saya katakan bahwa memang ternyata ada yang fundamentalnya bagus tapi tidak mendapatkan apresiasi dari pasar, artinya ada faktor lain, yaitu persepsi yang sudah menyusut dalam 2—3 tahun terakhir,” jelasnya.

Beberapa kebijakan pemerintah belakangan ini juga cenderung berdampak buruk bagi emiten BUMN. Kebijakan pemerintah menurunkan tarif gas, misalnya dinilai membuat harga PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGAS) tertekan. Di sisi lain, penundaan kenaikan tarif tol oleh pemerintah juga menjadi penyebab volatilitas harga saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR).

Dia mengatakan bahwa rencana IPO ACP, anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk., pada tahun ini akan menghadapi tantangan besar dari sisi persepsi publik. Menurutnya dengan kondisi saat ini, perseroan harus menetapkan target Price per earning (P/E) ratio lebih rendah.

“Kalau 2—3 tahun lalu ketika memang mau melepas, mereka [ADHI] bisa targetkan PE di 15 kali, tapi dengan kondisi sekarang tidak bisa lagi, tapi harus kasih valuasi yang murah. Kalau target besar, maka presentasinya [saham yang dilepas] harus mereka perbesar, itu realitas yang mereka miliki, karena itu kondisi riilnya, saat hampir semua anak usaha BUMN karya PE ratio-nya 6—8 kali,” jelasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper