Bisnis.com, JAKARTA – Untuk pertama kalinya dalam empat hari perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pergerakannya di zona hijau. Rupiah pun bertambah kuat.
Di sisi lain, bursa Asia secara keseluruhan tetap tertekan meskipun sentimen investor untuk aset-aset berisiko terangkat awal pekan ini.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Senin (17/2/2020):
Ekspor Januari 2020 Lesu, IHSG Justru Bangkit ke Zona Hijau
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan kenaikan tipis 0,01 persen atau 0,58 poin di level 5.867,52.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang masing-masing naik 0,60 persen dan 1,33 persen menjadi pendorong utama IHSG.
Menurut Pilarmas Investindo Sekuritas, pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini di antaranya dipengaruhi oleh rilis data neraca perdagangan.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja total ekspor Januari 2020 tercatat turun 7,16 persen secara bulanan dari Desember 2019 menjadi US$13,41 miliar, lebih rendah dari posisi Desember 2019 yang mencapai US$14,45 miliar.
Nilai tukar rupiah mampu ditutup menguat 33 poin atau 0,24 persen di level Rp13.660 per dolar AS, setelah berakhir terapresiasi 1 poin atau 0,01 persen di posisi 13.693 pada Jumat (14/2/2020).
Pada saat yang sama, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, turun tipis 0,021 poin atau 0,02 persen ke posisi 99,103.
Ahli Strategi Pasar Negara Berkembang Asia di Natwest Markets Maximillian Lin mengatakan bahwa walaupun Indonesia belum melaporkan adanya kasus virus corona, penutupan pabrik China akibat wabah ini tampak telah mengurangi permintaan untuk ekspor Indonesia seperti minyak kelapa sawit, batu bara, dan tembaga.
“Namun, sejauh ini paparan virus corona terhadap mata uang rupiah masih sangat minim dibandingkan dengan semua mata uang Asia yang tedepresiasi cukup parah. Stabilitas dalam rupiah sedang digerakkan oleh Bank Indonesia,” ujar Maximillian seperti dikutip dari Bloomberg,
China Keluarkan ‘Penawar’ Virus Corona, Bursa Asia Masih Terluka
Bursa Asia tetap tertekan meskipun sentimen investor untuk aset-aset berisiko terangkat awal pekan ini setelah pemerintah China akhir pekan kemarin meluncurkan rencana-rencana untuk mengurangi pajak korporasi.
Kemudian pada Senin (17/2/2020), People's Bank of China (PBoC) sepakat untuk menyediakan pendanaan jangka menengah (medium-term lending facility/MLF) kepada perbankan guna melindungi ekonominya dari wabah virus corona.
Bank sentral negeri Tirai Bambu itu menawarkan pinjaman jangka menengah satu tahun senilai 200 miliar yuan (US$29 miliar). Selain itu, PBoC memutuskan memangkas suku bunga sebesar 10 basis poin menjadi 3,15 persen, terendah sejak 2017.
Timbang Stimulus China, Penguatan Harga Minyak Mereda
Founder Vanda Insights, Vandana Hari mengatakan bahwa penguatan pada pekan lalu hanyalah optimisme sementara pasar terhadap penyebaran virus corona yang diyakini sudah dapat diatasi oleh China.
“Tapi optimisme yang berhati-hati itu tidak cukup untuk minyak mentah untuk memulihkan semua kerugian yang telah hilang,” ujar Vandana seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (17/1/2020).
Goldman Sachs Group Inc. memangkas perkiraan permintaan minyak mentah 2020 hampir setengahnya dan menurunkan perkiraan harga kuartal pertama sebesar 16 persen.
Harga emas Comex untuk kontrak April 2020 turun 3,40 poin atau 0,21 persen ke level US$1.583 per troy ounce pukul 15.52 WIB. Sepanjang perdagangan hari ini, emas Comex bergerak di level 1.581-1.586,80.
Seiring dengan pergerakan harga emas, indeks dolar AS terpantau turun tipis 0,02 persen ke posisi 99,103 pukul 15.52 WIB. Pada perdagangan Jumat (14/2), indeks dolar ditutup menguat 0,06 persen atau 0,057 poin di level 99,124, penguatan hari ketiga beruntun.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta turun Rp1.000 menjadi level Rp779.000 per gram. Harga pembelian kembali atau buyback emas pun berkurang Rp1.000 menjadi Rp696.000 per gram.