Bisnis.com, JAKARTA – PT Steel Pipe Industri of Indonesia Tbk. (ISSP) atau Spindo optimistis dapat mencatat pertumbuhan penjualan dua digit pada tahun ini, seiring dengan adanya insentif dari pemerintah.
Investor Relation Spindo Johanes Wahyudi Edward menilai lagkah pemerintah yang akan memberkan insentif, seperti penurunan tarif gas dan listrik, dan melonggarkan aturan impor scrap, akan berdampak positif dalam mendongkrak daya saing produk lokal.
“Kebijakan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendorong industri baja dalam negeri. Pelonggaran impor scrap diharapkan membuat bahan baku lokal tersedia lebih banyak dan harga yang bersaing dengan adanya penurunan tarif listrik dan gas,” katanya kepada Bisnis.com, Jumat (14/2/2020).
Dia menjelaskan implementasi kebijakan seperti ini tidak akan langsung berpengaruh terhadap industri. Masih perlu waktu untuk benar-benar melihat dampaknya terhadap industri baja lokal. Meski begitu, dia tetap melihat hal ini sebagai salah satu faktor yang akan mendorong industri pada tahun ini.
“Kami melihat ini sebagai peluang yang positif untuk 2020. Untuk target secara konservatif kami tetapkan pertumbuhan 15 persen—20 persen dari penjualan,” ujarnya.
Namun demikian, dia mengatakan bahwa perseroan tidak akan mengeluarkan belanja modal terlalu besar pada tahun ini, hanya sekitar Rp50 miliar dengan separuhnya akan digunakan untuk investasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat utilisasi pabrik yang masih cukup rendah.
Baca Juga
“Pengembangan yang akan dilakukan pada tahun ini berupa penambahan depo di Makassar, dan peningkatan kapasitas mesin galvanis,” ujarnya.
Pada tahun lalu, lanjutnya, realiasi produksi hampir mencapai target sekitar 400.000 ton. Adapun, realisasi pendapatan mencapai sekitar Rp5 triliun. Namun, dia belum dapat menyampaikan detail realiasinya karena perseroan laporan keuangan 2019 masih dalam proses audit.
Mengutip laporan keuangan kuartal III/2019, emiten dengan kode saham ISSP ini membukukan penjualan dan pendapatan jasa senilai Rp3,61 triliun atau tumbuh 6,58 persensecara tahunan. Laba periode berjalan tercatat senilai Rp122,25 miliar, melonjak dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp15,54 miliar.
“Untuk laporan tahun 2019, kami masih menunggu hasil audit untuk angka pastinya. Namun melihat pencapaian 9 bulan, setelahnya kami cukup optimis realiasinya tidak akan jauh dari target-target kami,” ujarnya.