Bisnis.com, JAKARTA – Rilis data neraca perdagangan Indonesia pada Senin pekan depan berpotensi menjadi sentimen positif yang dapat mengerek naik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menyampaikan peluang penguatan IHSG padapekan depan cukup terbuka. Menurutnya, secara teknikal, saat ini nilai IHSG sudah berada di wilayah support downtrend, sehingga potensi naik menguji level resisten pun cukup besar.
Ia menjelaskan, salah satu sentimen positif yang ditunggu dari dalam negeri adalah rilis data neraca perdagangan pada Senin (17/2/2020). Hasil yang baik dari neraca perdagangan Indonesia diharapkan akan memberikan pergerakan yang cukup besar pada pasar saham.
“Untuk dari luar negeri, para investor masih akan wait and see terkait dampak dari wabah virus corona. Kami memperkirakan rebound IHSG akan membawa nilainya pada kisaran 5.933 hingga 6.000,” tuturnya sat dihubungi, Jumat (14/2/2020).
Terkait lemahnya kinerja IHSG pada pekan ini, ia mengatakan, virus corona masih menjadi penyebabutama yang menekan kinerja IHSG selama sepekan.
Menurutnya, penyebaran virus yang kian meluas menimbulkan ketakutan bahwa negara yang terjangkiti wabah ini akan terdampak secara ekonomi.
Baca Juga
“Hal ini menimbulkan kepanikan dan menurunkan kepercayaan investor terhadap pasar saham, sehingga mereka ramai-ramai menarik uangnya dari saham seperti dalam beberapa hari ini,” tuturnya.
Sementara itu, Hendriko menyarankan investor untuk memperhatikan sejumlah saham dengan fundamental yang baik untuk pekan depan. Salah satu saham yang menjadi rekomendasinya adalah PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Dia mengatakan, saat ini harga saham PWON secara fundamental terbilang murah dan secara teknikal mulai mengalami bottoming.
“Selain itu, recurring income PWON juga tergolong besar ditengah kondisi pasar properti yang saat ini masih lesu. Ini menandakan mereka tidak terlalu terdampak pada kondisi umum di industrinya,” jelas hendriko.
Emiten lain yang patut diperhatikan investor untuk pekan depan adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Saat ini, secara fundamental harga saham emiten perbankan ini merupakan yang paling murah diantara saham big caps lainnya. Momentum ini patut dimanfaatkan investor untuk mengoleksi saham BBNI.