Bisnis.com, JAKARTA - Aliran modal asing diperkirakan akan kembai masuk melalui pasar obligasi seiring penegasan peringkat dari lembaga pemeringkat Moody's Investor Service.
Ekonom Pefindo Fikri C. Permana mengatkan peringkat yang disematkan Moody's di Baa2 dengan outlook stabil menegaskan stabilitas perekonomian Indonesia. Hal itu menandakan kondisi fundamental perekonomian Indonesia tetap terjaga sepanjang tahun lalu.
Fikri menerangkan, peringkat dari Moody's juga mencerminkan pengelolaan utang yang baik sehingga tingkat risiko tetap stabil. Dia menyebut, hal itu akan menarik minat investor asing terhadap pasar Surat Utang Negara (SUN) yang diterbitkan pemerintah.
“Hal ini juga akan berdampak pada kembali meningkatnya tingkat kepemilikan asing pada surat utang Indonesia,” ujar Fikri kepada Bisnis.com, Selasa (11/2/2020).
Kendati demikian, Fikri menyebut, laju aliran modal asing (capital inflow) diperkirakan tetap sama seperti sebelum adanya penetapan peringkat. Lonjakan aliran modal tersebut, lanjutnya, baru dapat dirasakan ketika lembaga utang menaikkan peringkat Indonesia.
Dia menambahkan, sebelumnya Japan Credit Rating Agency menaikkan peringkat surat utang Indonesia untuk dua kategori, yaitu denominasi lokal dan denominasi asing. Peringkat Indonesia sebagai foreign currency long-term issuer naik dari BBB- menjadi BBB.
Baca Juga
Sementara itu, sebagai local currency long-term issuer naik dari BBB menjadi BBB+. JCRA juga memberi peringkat BBB terhadap obligasi Indonesia dari sebelumnya BBB-. Namun, Fikri berpendapat kenaikan peringkat dari JCRA tidak akan serta merta menaikkan aliran modal asing lewat pasar obligasi.
“Rating yang diberikan JCR (Japan Credit Company) mengalami kenaikan. Namun, lembaga ini bukan menjadi salah satu acuan utama para investor sebelum masuk ke pasar obligasi,” tukas Fikri.