Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan analis menilai pasar surat utang Indonesia akan semakin atraktif berkat penegasan peringkat dari lembaga pemeringkat Moody’s Investor Service.
Analis Anugerah Sekuritas Indonesia, Ramdhan Ario Maruto menuturkan , peringkat utang yang disematkan Moody's merupakan konfirmasi terhadap kondisi pasar surat utang negara (SUN) Indonesia saat yang cenderung stabil di tengah gejolak ketidakpastian.
Dengan kondisi tersebut, Ramdhan memperkirakan pasar SUN akan makin semarak, ditopang likuiditas yang semakin meningkat dalam lima tahun terakhir. Di samping itu, pemerintah juga tidak pernah menunjukkan risiko gagal bayar atas kewajiban pembayaran kupon.
Peringkat utang ini, lanjut Ramdhan akan turut meningkatkan kepemilikan investor asing atas SUN. Imbal hasil yang masih atraktif pada kisaran 6,5 persen membuat Anugerah Sekuritas yakin SUN Indonesia masih akan dicari oleh investor asing.
“Apalagi, imbal hasil (yield) surat utang Indonesia dapat dikatakan merupakan salah satu yang paling menarik di pasar global saat ini,” jelasnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (11/2/2020).
Menurut Ramdhan, pasar SUN diperkirakan bakal semakin baik bila industri pendukungnya juga berkembang. Dia menyebut, industri penopang seperti pengelolaan reksa dana, perbankan, dan asuransi perlu dikembangkan secara optimal agar dapat memaksimalkan potensi pasar obligasi Indonesia.
Baca Juga
Sebelumnya, pada Senin (10/1/2020) Moody's Investor Service mempertahankan peringkat utang bagi Indonesia pada kategori Baa2 dengan outlook stabil atau setara dengan level BBB.
Mengacu pada definisi rating Moody's, peringkat Baa2 artinya surat berharga yang diterbitkan pemerintah Indonesia masuk dalam kategori moderate credit risk dan medium grade. Adapun, stable outlook menggambarkan posisi rating yang akan stabil dalam beberapa waktu ke depan serta menunjukkan risiko yang berimbang.
Penegasan peringkat Baa2 didukung penguatan beberapa faktor, termasuk stabilnya tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia, rendahnya beban utang pemerintah, disiplin fiskal yang konsisten, dan penekanan dan stabilitas makroekonomi.