Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Toba Bara (TOBA) Alokasikan Capex US$160 Juta

Pada tahun ini perseroan akan fokus terhadap penyelesaiaan konstruksi dari PLTU Sulbagut-1 di Gorontalo dan PLTU Sulut 3 di Sulawesi Utara
Toba Bara/tobabara.com
Toba Bara/tobabara.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Toba Bara Sejahtera Tbk. (TOBA) pada 2020 akan fokus menggarap proyek pengembangan listrik tenaga uap (PLTU) yang masih dalam pengembangan. Karena itu, perusahaan mengalokasikan belanja modal US$160 juta.

Direktur Keuangan Toba Bara Sejahtra Pandu Sjahrir mengatakan bahwa pada tahun ini perseroan akan fokus terhadap penyelesaiaan konstruksi dari PLTU Sulbagut-1 di Gorontalo dan PLTU Sulut 3 di Sulawesi Utara, yang masing-masing di targetkan rampung pada akhir tahun ini dan kuartal II/2021.

Hal tersebut pun tercermin dari alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) pada tahun ini yang mayoritas digunakan untuk membiayai proyek tersebut. Emiten dengan kode saham TOBA itu mematok capex sebesar US$160 juta.

“PLTU Sulbagut-1 di Gorontalo dan PLTU Sulut-3 di Sulawesi Utara masih dalam tahap konstruksi dengan kapasitas masing-masing PLTU sama, sekitar 2x50 megawatt [MW],” ujar Pandu saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (7/2/2020).

Adapun, Pandu mengatakan bahwa perseroan memiliki kontribusi saham pada proyek PLTU Sulbagut-1 sebesar 80 persen, sedangkan untuk PLTU Sulut-3 kepemilikan TOBA sebesar 90 persen.

Sementara itu, PLTU milik perseroan yang telah beroperasi adalah PLTU Paiton Energy yang berlokasi di Jawa Timur dengan kapasitas mencapai 2045MW. Namun, proyek tersebut hanya dimiliki oleh TOBA sebesar 5 persen.

Di sisi lain, pasokan batu bara yang dibutuhkan PLTU milik perseroan akan ditender sesuai dengan ketentuan Power Purchase Agreement (PPA). Kebutuhan batu bara tersebut, lanjut dia, bisa dipasok oleh TOBA sendiri atau dari pihak ketiga tergantung pemenang tender nantinya.

Pandu mengatakan, selain fokus menggarap proyek PLTU, perseroan akan tetap melakukan evaluasi untuk ekspansi bisnis ke arah hilirisasi termasuk pengembangan bisnis listrik yang bersifat renewable energy atau sumber energy lain non- batu bara.

“Namun, untuk nilai investasi sendiri belum dapat ditentukan saat ini tergantung dari kapasitas dan struktur masing-masing proyek,” papar Pandu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper