Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perhotelan PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) mengincar dana segar sebesar Rp110 miliar melalui aksi private placement.
Direktur Utama Bukit Uluwatu Villa Franky Tjahyadikarta mengatakan perseroan mengincar dana maksimal Rp110 miliar dengan menggelar aksi Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).
“Kami targetkan dana yang dihimpun itu antara Rp100 miliar sampai dengan Rp110 miliar dengan besaran saham yang dilepas sekitar 10 persen persen dari saham yang beredar atau outstanding,” katanya pada Rabu (5/2).
Menurutnya para pemegang saham perseroan telah menyetujui rencana perubahan harga PMTHMETD pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang digelar hari ini.
Sebagai informasi, aksi korporasi BUVA merupakan aksi lanjutan yang sempat tertunda pada 2018 lalu. Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan kepada pihak Bursa Efek Indonesia, BUVA telah memiliki pembeli tetap.
Ketika itu BUVA menyampaikan investor strategis itu adalah PT Asia Leisure Network (ALN) yang kini menjadi pemegang saham pengendali. Saat ini, ALN memiliki 25 persen saham yang beredar.
Adapun pemilik dari perusahaan itu adalah Franky Tjahyadikarta dan Okie R. Lukita Komisaris Utama Bukit Uluwatu Villa.
Namun ketika dikonfirmasi ulang perihal pembeli siaga aksi PMTHMETD, Franky enggan menjelaskan lebih lanjut. “Saat ini kami belum bisa ungkapkan, akan kami ungkapkan pada saat yang tepat,” katanya.
Pada perdagangan 13.17 WIB, harga saham BUVA tercatat turun 5,45 persen atau 3 poin menuju Rp52 per saham. BUVA diperdagangkan sebanyak 6 kali dengan volume mencapai 11.800 saham. Sementara itu, selama tahun berjalan laju saham perseroan sudah terkoreksi 29,73 persen.