Bisnis.com, JAKARTA - Komoditas logam mulia berhasil mempertahankan posisinya di zona hijau pada Januari 2020. Harga emas tetap menguat di tengah koreksi harga sebagian besar komoditas yang diterpa diterpa sentimen penyebaran virus corona.
Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang Januari 2020, laju emas menghijau 4,74 persen di antara komoditas lainnya. Penguatan harga emas juga diikuti harga paladium berhasil memimpin penguatan sebesar 17,89 persen dan perak (1,07 persen). Adapun platinum terkoreksi tipis 0,57 persen.
Pada Januari 2020, logam mulia juga menorehkan rekor baru, yaitu mencapai level tertinggi dalam jangka waktu tiga bulan hingga sepanjang sejarah. Emas berhasil melampaui level psikologis kuat US$1.600 per troy ounce. Pada bulan lalu, harga emas bertengger di kisaran US$1.619 per troy ounce, level tertinggi sejak 2013.
Selain itu, perak juga sempat menyentuh level US$19,64 per troy ounce atau level tertinggi dalam tiga bulan. Rekor serupa dicetak platinum yang bertengger di posisi US$1.022,67 per troy ounce, tertinggi sejak 2016. Tahun ini juga menjadi tahun berkah bagi harga paladium yang menembus US$2.500 per troy ounce, tertinggi sepanjang sejarah !
Senior Commodity Strategist Bank ANZ Daniel Hynes dalam risetnya mengatakan bahwa emas akan terus bersinar di tengah kekhawatiran terhadap virus corona mengingat penyebaran wabah ini terus menjadi sentimen negatif bagi pasar komoditas.
“Aset safe haven mendapatkan permintaan yang kuat dalam beberapa perdagangan terakhir begitu juga ke depannya, karena investor terus keluar dari aset berisiko. Emas akan terus menguji level US$1.600 per troy ounce,” ujar Daniel dalam risetnya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (3/2/2020).
Kebijakan Bank Sentral AS yang kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan hingga akhir tahun ini diyakini juga akan menjadi katalis pendorong harga emas.
Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral akan secara hati-hati memantau penyebaran virus corona dan dampaknya terhadap ekonomi AS. Komentar tersebut pun menguatkan kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan ekonomi global sehingga mendukung penguatan emas sebagai aset safe haven.