Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Krakatau Steel (KRAS) Masuk Zona Hijau

Saham Krakatau Steel menguat seiring dengan kesepakatan restrukturisasi utang senilai US$2 miliar.
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020)./ANTARA - Indrianto Eko Suwarso
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020)./ANTARA - Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA – Laju saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. memasuki zona hijau setelah menguat hingga penutupan sesi pertama pada perdagangan Rabu, (29/1/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, saham Krakatau Steel dibuka di level 278 atau 3,73 persen. Adapun, hingga penutupan sesi pertama, saham Krakatau Steel ditutup menguat 8,96 persen di level 292. 

Saham Krakatau Steel juga menjadi salah satu saham pendorong laju IHSG yang juga naik tipis 0,22 persen ke level 6.124.59. Saham lain yang juga menjadi penggerak indeks hingga sesi pertama yaitu PT Bumi Resource Tbk., PT Bukit Asam (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.,dan PT Sky Energy Indonesia Tbk.

Pergerakan saham Krakatau Steel yang merangkak naik hari ini juga melanjutkan tren serupa pada Selasa (28/1/2020). Pada penutupan perdagangan kemarin, saham Krakatau Steel naik 3,08 persen ke level Rp268. Kendati demikian, dibandingkan dengan posisi 29 Januari 2020, saham KRAS masih mengalami koreksi sebesar 39,67 persen.

Laju saham Krakatau Steel hingga penutupan perdagangan sesi pertama hari ini sejalan dengan rencana perseroan dalam restrukturisasi utang. Sebagaimana diketahui, emiten bersandi saham KRAS itu telah meneken kesepakatan restrukturisasi utang senilai US$2 miliar dengan sepuluh kreditor.

Proses restrukturisasi utang disepakati selama sembilan tahun, terhitung mulai 2019 hingga 2027. Berkat restrukturisasi, beban bunga pinjaman selama sembilan tahun tersebut turun dari US$847 juta menjadi US$466 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper