Bisnis.com, JAKARTA – Kekhawatiran atas merebaknya virus corona (coronavirus) menjadi salah satu penekan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal pekan ini. Sejumlah negara terus mengantisipasi merebaknya wabah tersebut.
Dikutip dari Bloomberg, Rabu (29/1/2020), sejumlah negara memperketat memperkuat aturan perjalanan dan pengawasan di area perbatasan denganChina untuk mencegah wabah tersebut menyebar lebih luas.
Virus corona telah menjangkit ribuan orang, mulai dari Singapura dan Malaysia di Asia hingga Jerman di Benua Eropa. Pemerintah negara tersebut telah menemukan sejumlah pasien lokal yang terinfeksi dari wisatawan China. Kasus ini diduga menjadi penularan pertama yang terjadi di luar China.
Sementara itu, Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat telah mengeluarkan imbauan kepada warga negaranya agar menghindari perjalanan ke China. Maskapai United Airlines juga mengambil langkah dengan memotong jumlah layanan penerbangan ke Asia seiring dengan menurunnya permintaan.
Hingga saat ini, wabah virus corona diperkirakan telah menjangkit lebih dari dari 4.500 di China, dan sedikitnya seratus 100 orang telah meninggal dunia. Terhadap pasar saham global, virus ini turut berperan dalam hilangnya US$1,5 triliun dari potensi transaksi yang ada.
Pada Selasa(28/1/2020), IHSG ditutup melemah 0,36 persen atau 22,02 poin ke level 6.111,18 dari level penutupan hari sebelumnya. Penurunan juga terjadi pada perdagangan Senin (27/1/2020), yang tercatat mengalami anjlok 1,78 persen. Penurunan hari ketiga berturut-turut sejak 24 Januari.
Analis Samuel Sekuritas Suria Dharma menjelaskan pelemahan IHSG ini dipengaruhi bertahannya kekhawatiran pasar seputar wabah virus corona (coronavirus) baru di China. Hal ini dikhawatirkan akan memengaruhi ekonomi China dan permintaan terhadap komoditas.
Bila ekonomi China terdampak, Indonesia juga bakal turut akan terpengaruh mengingat China adalah salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. “Jika kasus virus corona berkepanjangan, ekonomi China akan terdampak dan permintaan komoditas akan menurun,” terang Suria Dharma, dikutip dari Bloomberg.
Pada perdagangan Asia, aktivitas perdagangan saham beberapa negara di kawasan ini masih ditutup karena libur Tahun Baru Imlek. Namun, indeks saham negara lain yang telah dibuka memperlihatkan tekanan serupa dengan IHSG. Adapun, bursa saham Hong Kong baru akan kembali dibuka pada hari ini setelah liburan Tahun Baru Imlek usai.