Bisnis.com, JAKARTA - Pasar saham mendapatkan tiga emiten baru yang berasal dari tiga sektor berbeda pada pekan kedua 2020.
Dikutip dari keterangan resmi PT Bursa Efek Indonesia, Sabtu (11/1/2020), Pertama, sektor perdagangan, jasa dan investasi pada subsektor pariwisata, restoran dan hotel. Dari sektor ini, terdapat PT Tourindo Guide Indonesia Tbk yang resmi melantai di Bursa pada Rabu (8/1/2020) dengan kode PGJO.
Adapun, harga pelaksanaan initial public offering (IPO) di level Rp80 per saham. Dari data Bloomberg, harga saham PGJO berada di level Rp105 per lembar pada penutupan pasar Jumat (10/1/2020). Harga tersebut merupakan harga tertinggi yang dicapai perusahaan dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp32,16 miliar.
Kedua, sektor perbankan yang diwakili oleh PT Bank Amar Indonesia Tbk. Bank Amar tercatat di Bursa dengan kode AMAR.
AMAR resmi tercatat di Bursa pada Kamis (9/1/2020) dengan harga saham sebesar Rp174 per lembar.
Namun, setelah resmi melantai, pergerakan saham AMAR sempat menyentuh ke level Rp294 per saham sehingga menyentuh batas auto reject atas. Pada penutupan pasar, Jumat (10/1/2020), harga saham perusahaan dengan kapitalisasi pasar Rp2,94 triliun berada di level Rp366.
Terakhir, PT Cisadane Sawit Raya Tbk yang juga tercatat di Bursa pada hari yang sama dengan AMAR merupakan emiten di sektor perkebunan. PT Cisadane Sawit Raya Tbk melantai di Bursa dengan kode CSRA dan menawarkan harga Rp125 per saham saat melakukan penawaran saham perdana.
Sama seperti AMAR, pergerakan saham CSRA pascapenawaran saham perdana cukup signifikan yakni ke level Rp212 perlembar sehingga menyentuh level auto reject atas. Pada penutupan pasar Jumat (10/1/2020), harga saham emiten berkapitalisasi pasar sebesar Rp541,2 miliar itu berada di level Rp264 per lembar.
Sepanjang 2019, realisasi perusahaan yang melakukan initial public offering (IPO) sejumlah 55 emiten dengan nilai emisi sekitar Rp15,32 triliun. Adapun, untuk target pada 2019 BEI menargetkan sebanyak 76 pencatatan yang terdiri dari efek baru, obligasi, Efek Beragun Aset (EBA), dana investasi infrastruktur (DINFRA), dana investasi real estate (DIRE), dan reksa dana ETF (exchange-traded fund). Untuk 2020, BEI membidik 78 pencatatan untuk keseluruhan.
Hasan Fawzi, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan pihaknya menargetkan jumlah perusahaan yang IPO pada 2020 setidaknya sama dengan realisasi pada 2018 atau dua tahun lalu. Tercatat, 33 calon emiten telah masuk dalam antrean untuk melantai di Bursa.
“Kami ingin seperti dua tahun yang lalu, minimal 57 perusahaan yang kami harapkan bisa jadi saham baru melalui IPO di 2020,” ujarnya.