Bisnis.com, JAKARTA - PT Penilai Harga Efek Indonesia memproyeksikan potensi penerbitan surat utang korporasi pada 2020 mencapai Rp155 triliun hingga Rp170 triliun.
Berdasarkan kompilasi data PHEI, total surat utang korporasi yang terbit selama 2019 sebesar Rp126,51 triliun, naik 11,32% year-on-year dari Rp113,64 triliun pada 2018.
Nilai tersebut mencakup penerbitan 275 seri baru, termasuk instrumen efek beragun aset (EBA). Sementara itu, penerbitan surat utang korporasi melalui skema penawaran terbatas atau yang dikenal dengan medium term notes (MTN), berdasarkan data yang dihimpun dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terdapat 129 penerbitan seri baru dengan total nilai penerbitan sebesar Rp20,65 triliun.
Pada 2020, PHEI pun memproyeksikan terdapat potensi pasokan sebesar Rp155 triliun hingga Rp170 triliun. Proyeksi itu mempertimbangkan nilai surat utang korporasi yang jatuh tempo pada tahun ini mencapai Rp104 triliun.
"Dengan mempertimbangkan kebutuhan dana perusahaan pada 2020 sehingga prakiraan penerbitan surat utang baru mencerminkan 1,5 kali hingga 1,6 kali dari volume surat utang jatuh tempo," tulis laporan tersebut.
Menurut PHEI, pasar obligasi Indonesia pada 2020 diperkirakan masih lebih digerakkan oleh faktor global di antaranya isu seputar perkembangan perang dagang antara AS dengan China ataupun AS dengan negara lainnya, kelanjutan proses Brexit, hingga bayang-bayang perlambatan ekonomi global.
Baca Juga
Namun, faktor fundamental ekonomi domestik yang cukup kuat dan langkah pre-emptive yang kemungkinan akan terus dilakukan Bank Indonesia diharapkan mampu menopang perekonomian Indonesia sehingga turut menjadi sentimen positif untuk pasar obligasi dalam negeri.
Penerbitan obligasi korporasi pada 2020 diprediksi masih akan berlangsung semarak. Selain terpicu dari tren penurunan yield obligasi di pasar sekunder, masih tingginya kebutuhan pendanaan korporasi untuk proyek-proyek strategis seperti pembangunan infrastruktur dan besarnya potensi refinancing perusahaan.