Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melonjak di atas level US$1.600 per troy ounce untuk pertama kalinya dalam lebih dari 6 tahun setelah Iran menyerang fasilitas militer di Irak yang menjadi markas pasukan militer Amerika Serikat.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (8/1/2020) pukul 10.10 WIB, harga emas di pasar spot melonjak tajam ke level US$1.589,2 per troy ounce, naik 0,94%. Beberapa saat setelah serangan terjadi, harga emas di pasar spot sempat menyentuh level US$1.611,42 per troy ounce.
Emas terakhir kali menyentuh level US$1.600 per troy ounces pada 27 Maret 2013 saat ditutup di level US$1.605,27 per troy ounces. Sejak itu, emas meninggalkan level US$1.600 per troy ounces dan kembali menyentuh level tersebut pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Februari 2020 di bursa Comex bergerak menguat 0,93% menjadi US$1.588,9 per troy ounce. Pada pertengahan perdagangan, emas sempat menyentuh US$1.611,5 per troy ounce.
Mengutip Reuters, Iran menembakkan serangkaian roket di dua pangkalan militer gabungan AS dan Iran pada Rabu (8/1/2020) pagi waktu Baghdad sebagai aksi balas dendam atas serangan udara AS pada pekan lalu di Iran yang menewaskan salah satu jenderal paling berpengaruh Iran, Qassem Soleimani.
Korps Pengawal Revolusi Islam sebelumnya mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Irak, yang AS katakan diluncurkan dari Iran dan menargetkan pangkalan Ayn al-Asad di Irak barat dan fasilitas lain di Erbil. Namun, belum jelas apakah serangan tersebut telah memakan korban jiwa.
Baca Juga
Sentimen ini membuat investor semakin menjauhi aset berisiko dan segera berlindung di aset investasi aman seperti emas. Akibatnya, emas berhasil memulai perdagangan awal tahun ini dengan sangat panas dan semakin berkilau.
Adapun, harga emas tengah membangun keuntungan tahunan terbesarnya dalam hampir satu dekade, yang sebagian didorong oleh kebijakan moneter yang lebih mudah oleh bank sentral dan kekhawatiran pertumbuhan global akibat perang dagang AS dan China.
Selain emas, logam mulia lainnya juga berhasil menguat akibat sentimen tersebut. Pada pukul 11.45 WIB, perak di pasar spot bergerak menguat 0,7% menjadi US$18,54 per troy ounce, platinum bergerak menguat 0,14% menjadi US$973,05 per troy ounce, dan paladium menguat 0,29% menyentuh level tertinggi sepanjang masa di US$2.060 per troy ounce.
Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa harga emas berpeluang bergerak naik dalam jangka pendek karena outlook ketegangan di Timur Tengah pasca serangan yang dilakukan oleh Iran.
"Selanjutnya pasar akan mencari katalis dari respons AS serta perilisan data tenaga kerja AS versi ADP," ujar Faisyal seperti dikutip dari publikasi risetnya, Rabu (8/1/2020).
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menyerang 52 titik di Iran jika negara itu tetap akan melakukan serangan balasan ke AS ataupun aset-aset AS.
Adapun, Faisyal mengatakan bahwa level resisten terdekat emas saat ini berada di US$1.590 per troy ounce dan menembus ke atas dari level tersebut berpeluang memicu kenaikan lanjutan ke US$1.598 per troy ounce sebelum membidik resisten kuat di US$1.611 per troy ounce.
Sementara itu, untuk sisi bawahnya, level support terdekat berada di US$1.570 per troy ounce, menembus ke bawah dari level tersebut berpeluang memicu penurunan lanjutan ke US$1.562 per troy ounce, sebelum menargetkan support kuat di US$1.550 per troy ounce.