Bisnis.com, JAKARTA – Konsolidasi Ophir Energy plc. mulai 1 Juni 2019 berdampak positif terhadap laporan keuangan PT Medco Energi Internasional Tbk.
Dalam laporan keuangan per kuartal III/2019 yang telah diaudit dan dipublikasikan pada Selasa (7/1/2019), emiten berkode saham MEDC itu mengantongi pendapatan sebesar US$1,01 miliar. Pendapatan Medco naik 12,77% secara tahunan dari US$900 juta per September 2018.
Penjualan minyak dan gas berkontribusi paling besar terhadap total pendapatan perseroan yakni senilai US$852,71 juta, diikuti oleh penjualan tenaga listrik dan jasa terkait lainnya senilai US$161,91 juta, dan pendapatan dari jasa senilai US$1,31 juta.
Sejalan dengan meningkatnya pendapatan perseroan, beban pokok MEDC membengkak 39,6% year-on-year menjadi US$576,22 juta.
Pada akhir kuartal III/2019, MEDC membukukan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$19,27 juta. Raihan itu membalik posisi rugi bersih US$11,08 juta per September 2018.
Berdasarkan data perseroan, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) per kuartal III/2019 sebesar US$447 juta. Dari nilai tersebut, kontribusi Ophir tercatat sebesar US$65 juta sejak dikonsolidasikan pada 1 Juni 2019.
Baca Juga
Roberto Lorato, CEO Medco Energi Internasional, menuturkan perseroan akan terus memberikan kinerja operasional yang kuat sambil meningkatkan portofolio kami melalui akuisisi dan divestasi selektif. Selain sinergi Ophir, MEDC juga melanjutkan pengembangan di Bualuang, Thailand.
"Integrasi operasi Ophir telah berjalan dengan baik. Sinergi [pendapatan berulang] US$ 50 juta per tahun telah kami identifikasi," tuturnya dalam keterangan resmi, Selasa (7/1/2019).
Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro menambahkan akuisisi aset Ophir telah mengamankan posisi Medco sebagai perusahaan energi dan sumber daya alam terkemuka di Asia Tenggara.
Sepanjang Januari-September 2019, perseroan telah menyelesaikan penjualan aset minyak dan gas di Amerika Serikat, Tunisia, dan Blok 5 di Meksiko, serta menjual 35% sahamnya di Rimau dan Sumatra Selatan. MEDC juga angkat kaki dari aset eksplorasi perairan dalam di Bangladesh, Vietnam, Guinea Khatulistiwa, Aru dan Papua Barat.