Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup di Zona Merah pada Perdagangan Perdana 2020

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di posisi 6.238 pada perdagangan perdana 2020.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani ((kedua kanan), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kedua kiri), Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi (kanan) dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen (kiri) membuka perdagangan saham tahun 2020 di gedung BEI, Jakarta, Kamis (2/1/2020)./ANTARA FOTO-Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani ((kedua kanan), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kedua kiri), Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi (kanan) dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen (kiri) membuka perdagangan saham tahun 2020 di gedung BEI, Jakarta, Kamis (2/1/2020)./ANTARA FOTO-Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah di level 6.283 pada perdagangan perdana 2020, Kamis (2/1/2020).
 
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (2/1), IHSG sempat bertahan di zona hijau yakni 6.313 pada pembukaan perdagangan.

Dalam transaksi hari pertama perdagangan pascalibur Tahun Baru, IHSG bergerak di rentang 6.263-6.317. Adapun pembukaan pasar perdana di dekade baru ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo, di mana IHSG langsung bergerak ke 6.304 setelah bel dibunyikan. 

Secara keseluruhan, IHSG turun 0,25 persen pada hari pertama perdagangan. Sementara itu, return dalam setahun sebesar 4,13 persen. 

Adapun pada perdagangan terakhir 2019, Senin (30/12), IHSG ditutup turun 0,77 persen ke level 6.299. Namun, IHSG masih tumbuh 1,7 persen sepanjang 2019.
 
Pada pembukaan pasar pagi tadi, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan kelanjutan perang dagang China-AS dan Brexit masih menggantung sehingga investor diminta untuk tetap waspada. Pasalnya, kedua hal ini bisa memantik ketidakpastian bagi investor, utamanya investor asing, yang ingin berburu cuan tinggi di negara berkembang. 
 
"Pada 2020 masih ada hal yang perlu dicatat. Belum adanya kesepakatan dagang China-AS, Brexit masih belum selesai," ujarnya.
 
Terlepas dari risiko tersebut, secara umum pasar modal Indonesia dipandang masih prospektif. Hal itu turut tercermin dari hasil riset Bloomberg yang mengumpulkan opini investor global tentang negara-negara tujuan investasi, yang menempatkan Indonesia di posisi puncak.
 
"Tingginya kepercayaan investor dikonfirmasi oleh publikasi Bloomberg. Indonesia menempati peringkat tertinggi. Ini juga yang paling menjanjikan dibandingkan emerging markets lainnya, khususnya di pasar saham dan surat utang," sambung Wimboh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper