Bisnis.com, JAKARTA - Pasar saham Asia menguat ke level tertinggi 18 bulan pada perdagangan Senin (30/12/2019).
Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang naik ke level tertinggi sejak 19 Juni 2018, sebelum memangkas kenaikan setelahnya dan bertahan dengan penguatan 0,05 persen.
Sementara itu, indeks CSI 300 China yang sempat dibuka melemah, berbalik melonjak 1,13 persen, didukung oleh laporan bahwa penjualan ritel 2019 diperkirakan akan naik 8 persen dan harapan bahwa acuan suku bunga floating untuk pinjaman dapat menurunkan biaya dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tetapi saham Australia berakhir 0,25 persen lebih rendah karena investor terus mengonsolidasikan kenaikan baru-baru ini.
Sementara itu, indeks saham Nikkei 225 Jepang mengakhiri hari perdagangan terakhir tahun ini dengan pelemahan 0,76 persen. Indeks menguat hingga 18,2 persen pada tahun ini, setelah turun 12,8 persen tahun lalu.
Kay Van-Petersen, analis makro global di Saxo Capital Markets, mengatakan bahwa likuiditas menjadi terbatas menjelang akhir tahun dan pelonggaran ketegangan perdagangan AS-China serta ketidakpastian Brexit telah memberikan dorongan terhadap indeks.
"Jadi, bahkan jika ada kemunduran. Saya tidak berpikir itu akan menjadi penekan signifikan dengan cara apa pun,” ungkapnya, seperti dikutip Reuters.
Pasar ekuitas global naik akhir pekan lalu, dengan S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average ditutup memperbarui rekor tertingginya pada hari Jumat.
Indeks Dow berakhir menguat 0,08 persen ke level 28.645,26 dan S&P naik hanya 0,11 poin menjadi 3.240,02. Di sisi lain, indeks Nasdaq kehilangan tenaga pada penutupan dan melemah 0,17 persen ke 9.006,62.