Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Investor Ritel Masuk Rp7,92 Triliun ke SBN

Tercatat, dari data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) per 20 Desember 2019, terdapat Rp80,99 triliun pada instrumen SBN. Adapun, angka tersebut berkontribusi sebesar 2,93 persen dari total SBN beredar yakni Rp2.765,24 triliun.
Model menunjukkan fitur mobile banking HSBC, fitur e-SBN, yang bisa dipergunakan untuk transaksi dan investasi surat berharga negara (SBN), di Jakarta, Rabu (10/7/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Model menunjukkan fitur mobile banking HSBC, fitur e-SBN, yang bisa dipergunakan untuk transaksi dan investasi surat berharga negara (SBN), di Jakarta, Rabu (10/7/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Dana investor ritel masuk sebesar Rp7,92 triliun ke instrumen surat berharga negara (SBN) sepanjang tahun 2019.

Tercatat, dari data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) per 20 Desember 2019, terdapat Rp80,99 triliun pada instrumen SBN. Adapun, angka tersebut berkontribusi sebesar 2,93 persen dari total SBN beredar yakni Rp2.765,24 triliun.

Padahal, sepanjang tahun 2019 Pemerintah telah melakukan 10 kali penawaran surat utang khusus investor ritel. Dari 10 kali penawaran itu, Pemerintah menerbitkan sebesar Rp49,86 triliun untuk menggantikan nilai SBN ritel jatuh tempo pada 2019 yang mencapai Rp51 triliun.

Dengan demikian, secara tahun berjalan, dana investor ritel yang berada di instrumen surat utang milik Pemerintah itu bertambah sebesar Rp7,92 triliun dibandingkan dengan posisi pada akhir tahun lalu yakni Rp73,07 triliun atau 3,09 persen dari total SBN beredar tahun 2018.

Sebelumnya, Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan bukan pertama kali target penerbitan obligasi ritel meleset. Dia menilai Pemerintah harus berani memberikan kupon yang tinggi sebagai biaya untuk mengedukasi sekaligus menambah kontribusi investor ritel dalam SBN.

Dia menuturkan bunga yang ditawarkan deposito akan selalu menjadi acuan bagi investor ritel untuk memilih instrumen yang memberikan keuntungan paling tinggi. Semakin rendahnya suku bunga sebenarnya memberikan peluang bagi Pemerintah untuk mendapatkan dana publik lebih murah. Namun, untuk menggaet investor ritel membutuhkan tambahan biaya yakni melalui kupon yang lebih manis.

“Kalau memang [produknya ditujukan] buat [investor] retail, mereka [Pemerintah] harus siap dengan beban kupon yang lebih tinggi untuk mereka bayarkan,” katanya.

Investor Asing

Sementara itu, investor lain yang menyimpan dananya pada SBN yakni investor asing dengan kepemilikan Rp1.064,3 triliun atau bertambah Rp171,05 triliun sepanjang tahun 2019. Angka ini berkontribusi sebesar 38,49 persen dari total outstanding SBN.

Menyusul investor asing, terdapat perbankan yang memiliki dana Rp674,58 triliun dalam instrumen SBN atau bertambah sebesar Rp 193,25 triliun sepanjang tahun ini. Adapun, kepemilikan perbankan dalam instrumen SBN berkontribusi sebesar 24,39 persen dari total outstanding.

Setelah perbankan, terdapat dana pensiun yang menanamkan modalnya sebesar Rp 256,76 triliun pada instrumen SBN atau naik Rp43,88 triliun. Dengan demikian, kepemilikan dana pensiun dalam SBN saat ini sebesar 9,29 persen dari outstanding SBN.

Lalu, asuransi yang kini memiliki dana sebesar Rp 215,21 triliun atau telah bertambah Rp13,62 triliun sepanjang tahun ini. Kepemilikan dana asuransi dalam SBN saat ini berkontribusi sebesar 7,78 persen dari total outstanding SBN.

Terakhir, terdapat reksa dana dengan dana sebesar Rp 133,34 triliun atau bertambah Rp14,71 triliun sepanjang tahun 2019. Dengan demikian, reksa dana kini berkontribusi sebesar 4,82 persen dari total SBN beredar.

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper