Bisnis.com, JAKARTA – Jakarta Futures Exchange atau JFX mengejar total volume transaksi hingga 8 juta lot di pengujung 2019, yang hanya bersisa 7 hari perdagangan seiring dengan memanasnya politik dalam negeri AS yang membuat pasar menjadi lebih volatil.
Direktur Utama Jakarta Futures Exchange Stephanus Paulus Lumintang mengatakan bahwa sepanjang tahun berjalan, sesungguhnya pihaknya telah melampaui target volume transaksi pada 2019. Namun, dengan perkembangan kondisi politik AS saat ini pihaknya melihat potensi JFX dapat menutup 2019 dengan total transaksi lebih tinggi.
“Karena politik dalam negeri AS ada isu impeachment Presiden Donald Trump, ini sepertinya bisa membuat mimpi JFX tercapai untuk mengangkat total transaksi hingga menyentuh 8 juta lot di sisa 7 trading days 2019,” ujar Paulus saat paparan Kinerja JFX 2019 dan Proyeksi 2020 di Jakarta, Senin (23/12/2019).
Dia mengaku optimistis bahwa impeachment Presiden AS Donald Trump dapat menjadi berkah bagi perdagangan berjangka komoditas Indonesia.
Berdasarkan data JFX, hingga 18 Desember, JFX telah membukukan volume transaksi sebesar 7.514.701 lot, atau 17% lebih tinggi dari target yang dipatok pada 2019 sebesar 6.425.045,29 lot.
Secara year on year, volume transaksi berhasil naik 18% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 6.36.579,4 lot.
Lebih perinci, volume transaksi multilateral mengalami kenaikan 9% yaitu sebesar 1.364.572 lot dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1.257.552 lot. Sementara itu, volume transaksi untuk kontrak bilateral berhasil naik cukup signifikan sebesar 20,4% atau 6.150.102,7 lot dibandingkan dengan 5.106.028,4 lot pada 2018.
Dominasi Kontrak Emas
Adapun, kontrak multilateral yang paling banyak diperdagangkan pada 2019 masih dipimpin oleh kontrak emas sebesar 622.412 lot atau 45,6% dari total keseluruhan kontrak multilateral.
Kemudian, disusul oleh kontrak kopi sebesar 380.825 lot yang berkontribusi 27,9% dari keseluruhan kontrak multilateral, kontrak olein sebesar 323.538 lot atau 23,7% dan kontrak kakao sebesar 37.797 lot atau 2,8% dari keseluruhan transaksi multilateral.
Paulus mengatakan bahwa harga emas yang cukup fluktuatif sepanjang 2019 menjadi pendorong ramainya transaksi kontrak emas berjangka di JFX. Begitupun, lanjutnya, dengan adanya revitalisasi kontrak olein 10 yang juga menjadi penyumbang transaksi yang cukup besar.
“Sementara itu, demand kopi di pasar lokal yang semakin tinggi dan harga yang membaik dibandingkan dengan tahun lalu menjadi pemicu pertumbuhan transaksi kopi di JFX,” papar Paulus.
Di sisi lain, untuk kontrak bilateral hingga 18 Desember 2019, kontrak Loco London masih memimpin kontribusi transaksi terbanyak yaitu sebesar 4.721.826,8 lot, diikuti oleh forex sebesar 747.459,9 lot, index sebesar 605.098,8 lot, energi sebesar 74.488,1 lot, dan precious metal sebesar 1.229,1 lot.