Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risiko Hard Brexit Hantam Pound Sterling, Indeks Dolar AS Menguat

Pelemahan nilai tukar pound sterling terhadap dolar AS terus menopang indeks dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatannya pada perdagangan pagi ini, Rabu (18/12/2019).
Gambar mata uang dolar Amerika Serikat/REUTERS-Thomas Mukoya
Gambar mata uang dolar Amerika Serikat/REUTERS-Thomas Mukoya

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan nilai tukar pound sterling terhadap dolar AS terus menopang indeks dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatannya pada perdagangan pagi ini, Rabu (18/12/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, naik 0,069 poin atau 0,07 persen ke level 97,291 pada pukul 09.16 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (17/12/2019), indeks dolar berakhir menguat 0,21 persen atau 0,203 poin ke posisi 97,222.

Sementara itu, nilai tukar pound sterling terpantau melemah 0,42 persen ke level US$1,3076 pada Rabu pagi, setelah ditutup turun tajam 1,51 persen ke posisi 1,3131 pada Selasa.

Analis IG Markets Melbourne Kyle Rodda mengatakan bahwa momentum pound sterling untuk menguat telah usai setelah pasar mencermati kemenangan Partai Konservatif pada pemilihan umum Inggris. Kini risiko hard Brexit kembali hadir dan menekan pound sterling.

Dilansir dari Reuters, nilai tukar pound sterling tertekan setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dikabarkan akan mengambil langkah tegas dalam pembuatan undang-undang demi mencegah perpanjangan masa transisi perpisahan Inggris dari Uni Eropa (Brexit) tidak melampaui tahun 2020.

Pada Selasa (17/12), Inggris menetapkan tenggat waktu pada Desember 2020 untuk mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan UE, seiring dengan upayanya menekan Brussels untuk bergerak lebih cepat menandatangani kesepakatan antara kedua belah pihak

Johnson akan menggunakan kontrolnya di parlemen untuk mencegah perpanjangan masa transisi Brexit setelah tahun 2020. Ini adalah langkahnya yang paling berani sejak memenangkan mayoritas kursi dalam pemilu Inggris pekan lalu dan seketika mencemaskan pasar keuangan.

“Ketidakpastian Brexit yang negatif terhadap pergerakan nilai tukar pound sterling kembali bangkit,” ujar Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions.

Kantor media Inggris UKVV pada Senin (16/12) melaporkan bahwa RUU Perjanjian Penarikan tentang Brexit yang diajukan Johnson akan mengharuskan Inggris untuk melakukan persiapan meninggalkan Uni Eropa pada 31 Desember 2020.

Langkah ini memukul harapan bahwa Johnson akan mengambil pendekatan yang fleksibel terhadap tenggat waktu akhir 2020 untuk kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa setelah Inggris meninggalkan blok ini.

“Logikanya, membuat kesepakatan perdagangan akan memakan waktu setidaknya lebih dari satu tahun, sehingga pasar telah mengasumsikan bahwa periode transisi akan diperpanjang,” ujar Masafumi Yamamoto, kepala strategi mata uang di Mizuho Securities.

"Sepertinya mayoritas kursi yang dimenangkan Johnson [di parlemen] memungkinkannya untuk mengambil pendekatan keras. Pasar tidak begitu menyukainya,” lanjutnya.

Posisi indeks dolar AS
TanggalPosisi

18/12/2019

(Pk. 09.16 WIB)

97,291

(+0,07 persen)

17/12/2019

 

97,222

(+0,21 persen)

16/12/2019

 

97,019

(-0,16 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper