Bisnis.com, JAKARTA - Penerbitan obligasi berkelanjutan I tahap I 2019 PT Hartadinata Abadi Tbk. mendapatkan respons positif dari investor. Surat utang dengan nilai emisi Rp600 miliar itu, sepenuhnya diserap oleh investor (fully subscribed).
Direktur Keuangan Hartadinata Abadi Deny Ong menyampaikan minat investor terhadap penerbitan obligasi perseroan cukup baik. Ini tercermin dari jumlah penerbitan surat utang yang ditawarkan terserap oleh investor.
"Kami dapat sampaikan fully subscribed dari yang telah kami tawarkan selama masa penawaran," terangnya pada Rabu (18/12/2019).
Sebagai informasi, perseroan telah menyelesaikan masa penawaran umum obligasi akan dilakukan pada 16 Desember 2019. Obligasi berkelanjutan I tahap I 2019 senilai Rp600 miliar memiliki tingkat kupon 11% dengan tenor 5 tahun.
Selanjutnya, produsen perhiasan emas ini akan mencatatkan obligasi pada Bursa Efek Indonesia pada 20 Desember 2019.
Denny mengatakan dana dari penerbitan obligasi itu akan diserap seluruhnya untuk ekspansi pada 2020. Untuk itu, perseroan memasang target penjualan tumbuh 20%-25% dan laba bersih 17%-20% pada tahun depan.
Baca Juga
Dia memerinci penggunaan dana hasil penerbitan obligasi di antaranya sebesar Rp120 miliar digunakan untuk modal kerja perusahaan anak dalam bentuk pinjaman kepada PT Gadai Cahaya Dana Abadi. Gadai Cahaya Dana Abadi merupakan entitas anak dengan persentase kepemilikan 99%, yang bergerak di kegiatan usaha pegadaian.
Selanjutnya, sebesar Rp142,5 miliar digunakan untuk refinancing utang dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Sisanya sebesar Rp337,5 miliar digunakan untuk modal kerja perseroan.
Siapkan Modal Kerja
Emiten bersandi saham HRTA ini menyiapkan modal kerja untuk meningkatkan utilisasi empat pabrik yang dimiliki perseroan. Keempat pabrik itu memproduksi beragam produk perhiasan emas seperti kalung, cincin, liontin, anting, dan gelang dengan berbagai kadar. Kapasitas produksi pabrik tersebut sebesar 2.500 kg perhiasan per bulan.
"Diserap pada 2020," imbuhnya.
Berdasarkan kinerja per kuartal III/2019, perseroan mencetak penjualanRp2,40 triliun atau 75,99% dari target sepanjang tahun ini sebesar Rp3,16 triiun. Perolehan penjualan tumbuh 12,01% secara tahunan.
Sementara itu, laba bersih yang dikantongi sebesar Rp117,10 miliar atau 68,51% dari target sepanjang tahun ini sebesar Rp148,80 miliar. Laba bersih tumbuh 14,86% secara tahunan.
Perseroan optimistis dapat mencapai target yang dipasang hingga akhir tahun ini, didorong harga emas lebih stabil sehingga permintaan lebih tinggi.
Pada perdagangan Rabu (18/12/2019), harga saham HRTA ditutup pada level Rp195 per saham, menguat 1,04% atau naik 2 poin. Di level itu, perusahaan memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp898,03 miliar.