Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Topang Prospek Obligasi Semester II/2025

Pasar obligasi maupun pasar saham Indonesia diproyeksi masih memiliki potensi penguatan pada paruh kedua 2025.
Investor mengamati layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (Rabu (7/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mengamati layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (Rabu (7/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Instrumen obligasi diproyeksi masih potensial pada paruh kedua tahun ini dibayangi oleh sentimen ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan dan manuver investor global mencari yield yang lebih tinggi.

Investment Specialist Manulife Investment Management Dimas Ardhinugraha menerangkan baik pasar obligasi masih memiliki potensi penguatan pada semester II/2025.

Pada pasar obligasi, potensi penurunan BI Rate, stabilitas rupiah, hingga ekspektasi pelemahan dolar AS mampu mendorong investor global masuk ke pasar negara berkembang guna mencari yield yang lebih tinggi.

“Selain itu, permintaan dari investor domestik diperkirakan menguat seiring dengan turunnya imbal hasil SRBI yang membuat SBN lebih menarik,” katanya dalam riset, Kamis (10/7/2025).

Selain itu, Dimas menilai terdapat potensi reinvestasi peralihan ke Surat Berharga Negara (SBN), didukung oleh banyaknya SRBI yang akan jatuh tempo. Berdasarkan catatan Manulife Asset, SRBI yang akan jatuh tempo pada kuartal III/2025 senilai total Rp273 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan nilai jatuh tempo Rp191 triliun pada kuartal II/2025.

“Suplai obligasi diperkirakan tetap terjaga, walau defisit APBN 2025 melebar, didukung oleh penggunaan SAL oleh pemerintah yang berpotensi mengurangi kebutuhan penerbitan obligasi,” katanya.

Berdasarkan data Pefindo, penerbitan obligasi korporasi sepanjang semester I/2025 mencapai Rp90,9 triliun atau melonjak 48,31% year on year (YoY) dari tahun sebelumnya sebesar Rp61,29 triliun.

Dari jumlah tersebut, mayoritas penerbitan surat utang ditujukan untuk kebutuhan modal kerja senilai Rp56,26 triliun atau meningkat secara tahunan dari posisi Rp38,61 triliun.

Sementara itu, sebanyak Rp31,49 triliun digunakan untuk refinancing. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp15,21 triliun. Terkini, Pefindo memproyeksi penerbitan obligasi mencapai Rp60 triliun–Rp70 triliun.

Prospek Pasar Saham 

Di sisi pasar saham, kendati Dimas menilai bahwa prospek pasar saham masih dinamis, tetapi stabilitas rupiah dan meredanya aksi jual asing telah membuat terjadinya perbaikan sentimen terhadap pasar pada kuartal II/2025 dibandingkan dengan kuartal I/2025.

Terlebih, dia menilai bahwa valuasi pasar saham yang sedang rendah dinilai menarik bagi investor untuk kembali berinvestasi. Namun, rendahnya valuasi saham juga mencerminkan pandangan pasar yang masih ragu terhadap pasar saham secara jangka pendek.

“Ke depan, berkurangnya ketidakpastian global dapat mengukuhkan outlook dan keyakinan investor terhadap pasar saham Indonesia, namun yang menjadi faktor terpenting adalah sinyal pemulihan pertumbuhan ekonomi domestik,” tegas Dimas.

Di tengah kondisi saat ini, Dimas merekomendasikan para investor untuk melakukan diversifikasi terhadap kedua pasar tersebut, sembari mengambil untung dari masing-masing kondisi pasar modal.

Obligasi dinilai mampu menjadi penahan volatilitas portofolio. Sambil menantikan perkembangan negosiasi antara Indonesia–AS, para investor dinilai bakal meraup keuntungan dari ekspektasi pemangkasan suku bunga.

Sementara itu, pada pasar saham, momen rendahnya harga saham dapat dimanfaatkan investor untuk menangkap peluang investasi jangka panjang. Tentunya, hal itu mesti dibarengi dengan penyesuaian profil risiko hingga tujuan investasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper