Bisnis.com, NEW YORK – Pasar valuta asing relatif stabil pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dengan dolar AS sedikit lebih rendah, mengantisipasi perincian lebih lanjut dari perjanjian perdagangan Amerika Serikat-China.
“Kesepakatan perdagangan fase satu antara Washington dan Beijing telah benar-benar selesai,” kata Direktur Dewan Ekonomi Nasional Larry Kudlow saat wawancara dengan Fox News Channel pada Senin (16/12/2019).
Menutunya ekspor AS ke China akan berlipat ganda berdasarkan perjanjian tersebut.
Kesepakatan yang diumumkan pada Jumat (13/12)--setelah lebih dari dua setengah tahun perundingan maju-mundur antara Washington dan Beijing--akan mengurangi beberapa tarif AS untuk barang-barang China dengan imbalan pembelian produk-produk pertanian, manufaktur dan energi AS sekitar US$200 miliar selama 2 tahun ke depan.
Namun, meskipun delegasi perdagangan China menyatakan optimisme tentang kesepakatan tersebut, beberapa pejabat pemerintah berhati-hati. Kesepakatan itu “adalah pencapaian bertahap, dan tidak berarti bahwa sengketa perdagangan diselesaikan sekali dan untuk semua,” kata sumber Reuters di Beijing dengan pengetahuan tentang situasi tersebut.
Perhatian atas masa depan pembicaraan perdagangan mendorong indeks dolar turun 0,15, terakhir di 97,030. Yuan China dan dolar Australia yang sensitif terhadap perdagangan, turun dari level tertinggi empat bulan pekan lalu.
Euro yang sebelumnya melonjak terhadap dolar ke level US$1,1199 dolar, akhirnya kembali surut ke level US$1,1146.
Sementara itu, mata uang yen Jepang, aset safe haven yang diuntungkan dari ketidakpastian pasar, mencapai level terendah dua minggu pada Jumat (13/12). Yen sedikit lebih kuat pada Senin (16/12), terakhir diperdagangkan pada level 109,57 yen per dolar.