Bisnis.com, JAKARTA—Penerbitan kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA) syariah PT Jasa Marga (Persero) Tbk. diperkirakan terealisasi pada kuartal I tahun depan.
Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto mengatakan rencana penerbitan KIK EBA syariah tersebut nantinya jika terealisasi akan menjadi yang pertama bagi perseroan dan pasar modal Indonesia. Perseroan sebelumnya telah menerbitkan instrumen pendanaan syariah berupa sukuk ijarah senilai Rp785 miliar pada Juli 2019.
“Potensi demand besar karena pasar syariah potensinya juga besar. Namun, ada detail-detail yang kami belum bisa penuhi sehingga realisasinya mundur pada kuartal I/2020,” ujarnya di Jakarta, Selasa (17/12/2019).
Emiten dengan kode saham JSMR ini pada awalnya mengejar penerbitan KIK EBA syariah pada akhir tahun bersamaan dengan dana investasi infrastruktur (Dinfra). Untuk KIK EBA Syariah proyeksi dana yang bisa dihimpun tidak jauh beda dengan KIK EBA sebelumnya yang senilai Rp2 triliun, sedangkan untuk Dinfra direncanakan sekitar Rp500 miliar.
Adri menyebutkan untuk rencana penerbitan Dinfra dalam waktu dekat perseroan bakal mengumumkan perkembangan pada minggu depan. Lebih jauh, dia menjelaskan bahwa perseroan harus menjaga kinerja jangka pendek seiring dengan mulai beroperasinya ruas tol baru. Oleh karena itu, perseroan mengatur penerbitan pendanaan jangka panjang dan pendek.
Selain pendanaan di pasar modal, JSMR juga masih memiliki plafon pendanaan di perbankan.
Baca Juga
“Kami ingin buka berbagai alternatif pendanaan, tujuan JSMR kan ingin meningkatkan funding availability supaya kami punya fleksibilitas di pasar yang lebih besar,” jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal menyampaikan pihaknya akan mencoba pendanaan alternatif melalui sekuritisasi syariah yang pertama dengan underlying ruas jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) yang dimiliki perseroan, sedangkan opsi underlying Dinfra adalah salah satu ruas di tol Trans Jawa. Alternatif pendanaan lainnya, lanjut Donny, berupa step up coupon bond dan zero coupon bond.
Namun, untuk alternatif terakhir dia menyatakan masih menunggu pricing yang pas karena perseroan hanya akan mengambil alternatif pendanaan yang memberikan benefit lebih.