Bisnis.com, JAKARTA—Otoritas Jasa Keuangan menyampaikan nilai penggalangan dana (fund raising) lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada tahun ini bisa mencapai Rp15 triliun.
Nilai tersebut turun dari pencapaian pada 2018 yang senilai Rp16,43 triliun dari pencatatan 57 emiten baru.
Adapun, sejak awal tahun, telah tercatat sebanyak 52 perusahaan tercatat baru di Bursa Efek Indonesia dengan nilai emisi sekitar Rp13,44 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen menyampaikan saat ini sudah ada sekitar 40 calon emiten yang ada di pipeline proses IPO sampai akhir tahun.
“Tinggal 2 minggu lagi, teman-teman di OJK sedang proses [dokumen IPO] dengan perkiraan penawaran mencapai lebih dari Rp14 triliun, hampir Rp15 triliun,” kata Hoesen di Jakarta, Selasa (17/12/2019).
Hoesen melanjutkan, dari jumlah emiten yang tercatat pada tahun ini, terdapat 11 emiten berskala kecil dan menengah dengan nilai emisi mencapai Rp631 miliar.
Baca Juga
Posisi tersebut naik dari 2018 yang hanya kedatangan 6 emiten berskala kecil dan menengah dengan nilai emisi Rp239 miliar.
Adapun, sampai dengan pertengahan Desember 2019, OJK mencatat nilai fund raising di pasar modal yang terdiri dari IPO, rights issue, penerbitan obligasi, dan penawaran umum berkelanjutan (PUB) telah mencapai Rp165,3 triliun.
Hoesen berharap pada akhir tahun nanti akan terus bertambah hingga melampaui capaian pada tahun lalu yang senilai Rp166,05 triliun.
Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan di pipeline proses IPO sudah ada 33 calon emiten yang mengantri untuk IPO. Dari daftar tunggu itu, sebanyak 3—4 perusahaan diperkirakan bisa tercatat sebelum 2019 berarkhir.
“Ukuran [emisi] menengah ke atas ada. Kalau rata-rata dari proceed sekitar Rp250 miliar. Di pipeline saat ini 33, penyempaiannya bisa paralel ke bursa dan OJK,” kata Nyoman.
Dengan demikian, BEI masih memiliki tabungan sekitar 30 calon emiten lagi yang akan segera go public pada 2020. Yang terdekat, PT Uni-Charm Indonesia Tbk. akan mencatatkan sahamnya di BEI pada Jumat (20/12/2019).
Jumlah saham yang ditawakan sebanyak 831,31 juta saham baru atau 20% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah pelaksanaan penawaran umum saham perdana.
Harga penawaran saham perdana ditetapkan sebesar Rp1.500 per saham. Dengan demikian, Uni-Charm berpotensi mengantongi dana segar senilai Rp1,25 triliun. Saham produsen popok bayi, pembalut wanita, popok dewasa, dan tisu basah itu, akan dicatatkan dengan kode saham UCID.