Bisnis.com, JAKARTA-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melemah pada perdagangan Selasa (16/12/2019) setelah ditutup menguat pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data BEI, IHSG ditutup menguat 14,27 poin atau 0,23% ke level 6.211,59 pada akhir perdagangan Senin (15/12/2019). Indeks sektor aneka industri dan sektor perdagangan mendorong IHSG karena menguat masing-masing 1,52% dan 1,01%.
Dikutip dari risetnya, analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan secara teknikal indikator candlestick membentuk shooting star. Sementara itu, indikator stochastic membentuk pola deadcross di wilayah jenuh beli yang mengindikan tren pelemahan.
Oleh karena itu, dia memperkirakan pergerakan IHSG di titik support dan resistan di rentang 6.193 hingga 6.175 dan 6.233 hingga 6.255. Dengan proyeksi tersebut, dia merekomendasikan emiten beberapa saham, seperti BBNI, CTRA, SSMS, ITMG dan PTBA.
"IHSG diprediksi melemah, Candlestick membentuk shooting star dan indikator stochastic bergerak membentuk deadcross di area overbought mengindikasikan potensi trend pelemahan," katanya.
Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan dalam risetnya pergerakan IHSG cenderung dalam rentang konsolidasi. Namun, dia berujar secara teknis pergerakan IHSG masih berpeluang menguat pada perdagangan hari ini. Hal itu terlihat pada pergerakan di titik support yang cukup terjaga.
Di sisi lain, aliran dana asing secara tahun berjalan (year to date/YTD) di pasar saham masih lebih besar dibandingkan dengan nilai dana yang keluar di periode yang sama tahun lalu. Oleh karena itu, dia menganggap pergerakan IHSG akan berada di rentang 6.089 hingga 6.261.
Atas proyeksi tersebut, dia merekomendasikan saham beberapa emiten untuk dicermati pada perdagangan hari ini yakni BBCA, BBNI, JSMR, ASII dan ROTI. Kemudian saham emiten lain, seperti TLKM, HMSP, UNVR, GGRM dan ICBP agar turut menjadi perhatian pada perdagangan hari ini.
Baca Juga
"IHSG masih terlihat berusaha untuk keluar dari fase konsolidasi wajarnya, memanfaatkan momentum koreksi wajar masih bisa dijadikan peluang oleh investor, mengingat dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam pola uptrend," katanya.