Bisnis.com, JAKARTA - Binaartha Sekuritas merekomendasikan beberapa emiten di sektor media yang menarik untuk dicermati investor. Berikut perinciannya.
M. Nafan Aji Gusta Utama, analis Binaartha Sekuritas, mengatakan ada dua emiten media yang layak untuk dilirik investor. Mereka ialah PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) dan PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA).
Seperti diketahui, keduanya baru saja meneken kerja sama untuk berkolaborasi di bidang pengadaan konten media.
Menurutnya, untuk jangka panjang, rekomendasi beli untuk saham PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) dengan target harga Rp1.730. Dia menilai indikator MACD, stochastic dan RSI menunjukkan sinyal positif.
“Pergerakan harga saham akan menguji resistan tertinggi pada tahun ini, yakni Rp1.540,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (12/12/2019).
Lebih lanjut, Nafan merekomendasikan akumulasi untuk saham PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) dengan target harga Rp1.570.
Baca Juga
Menurutnya, pergerakan harga saham telah menembus batas atas dari falling wedge sehingga membuka peluang penguatan sejalan dengan indikator momentum yang turut menunjukkan sinyal positif.
“Pergerakan harga saham telah berhasil menembus batas atas dari falling wedge sehingga peluang terjadinya penguatan terbuka lebar,” katanya.
Sayangnya, Nafan tak memberikan rekomendasi beserta target harga pada dua emiten media lainnya yakni PT Viva Media Asia Tbk. (VIVA) dan PT Intermedia Capital Tbk. (MDIA). Dia menilai pergerakan saham kedua emiten Grup Bakrie ini dalam tren negatif.
Berdasarkan Bloomberg, pada perdagangan Kamis (12/12/2019), saham MNCN ditutup melemah 2,62% ke level Rp1.485 per saham. Kemudian, saham SCMA juga melemah 2,44% ke level Rp1.400 padahal kedua emiten ini baru meneken kerja sama produksi konten bersama.
Sementara itu, VIVA yang akhir Oktober mengumumkan akuisisi surat kabar Suara Merdeka, mencapai level Rp77 atau naik 8,45%. Terakhir, MDIA pada perdagangan hari ini ditutup di level Rp57 per lembar.
"VIVA dan MDIA not rated mengingat pergerakan harga saham yang relatif masih dalam tren non-positif," katanya.