Bisnis.com, JAKARTA-PT Surya Citra Media Tbk. dan PT Media Nusantara Citra Tbk. meneken kerja sama produksi konten.
Direktur Utama Surya Citra Media Sutanto Hartono mengatakan kerja sama dalam produksi konten sebagai langkah awal untuk menyentuh kerja sama strategis lainnya. Dia menganggap kerja sama untuk membuat produksi konten bersama lazim dilakukan sebagai jalan untuk mengoptimasi biaya produksi.
Dia menilai dengan kolaborasi produksi konten tersebut kedua belah pihak bisa berbagi biaya produksi dan berbagi saluran penayangan konten. Dengan demikian, biaya produksi bisa lebih efisien dan penayangannya bisa menjamah penonton yang lebih luas. Hal itu, menurutnya, akan membangun ekosistem industri media dan konten di tengah digitalisasi serta persaingan platform global.
"Kami ingin mempertahankan dominasi konten lokal bukan proteksionisme tetapi membangun ekosistem media dan konten," ujarnya dalam jumpa pers di Djakarta Theater, Kamis (12/12/2019).
Lebih lanjut, dia menuturkan kerja sama juga ditujukan untuk mempersiapkan perubahan industri penyiaran seiring dengan peralihan siaran analog ke digital. Perubahan tersebut, katanya, bakal membutuhkan biaya yang kemungkinan bisa ditekan bila terdapat aspek-aspek yang bisa disinergikan melalui kerja sama.
"Persiapan migrasi ke digital membutuhkan infrastruktur tambahan," katanya.
Tarif Iklan
Namun, dia menyebut kesepakatan itu belum menyentuh masalah tarif iklan dan kepemilikan saham di masing-masing perusahaan melalui share swap. Menurutnya, kerja sama ini bakal dievaluasi dampaknya sebelum akhirnya bisa mencapai level yang lebih strategis.
"Secara local content production punya alignment tapi kami mau make it fluid," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Media Nusantara Citra David Fernando Audi mengatakan kerja sama itu diinisiasi kedua belah pihak yang bertolak pada kekuatan konten lokal pada saluran televisi gratis (free to air/FTA) yang masih dominan.
Bila dibandingkan dengan konten internasional, konten lokal lebih memiliki daya tarik di mata penonton sehingga kedua perusahaan berkomitmen melakukan produksi konten untuk saluran televisi dan platform digital.
Dia pun menyebut saat ini belum ada pembicaraan ke arah strategis lainnya. Kendati demikian, dia meyakini kerja sama nantinya akan mengikuti regulasi yang berlaku terkait persaingan usaha dan praktik monopoli.
Pastinya, dia menuturkan pascapenandatanganan kesepakatan kedua pihak masih berkompetisi mendapat mengumpulkan ceruk pendapatan dan laba.
"Share swap masih dalam tahap pembicaraan. Masih banyak kajian yang harus diputuskan. Valuasi dan quantity berapa," katanya.