Bisnis.com, JAKARTA — PT Sucorinvest Asset Management membidik dana kelolaan sebesar Rp15 triliun pada tahun depan, naik sekitar 36% dari proyeksi sekitar Rp11,2 triliun pada akhir 2019.
Jemmy Paul Wawointana, Presiden Direktur Sucorinvest Asset Management, mengatakan total dana kelolaan perusahaan manajer investasi itu tumbuh cukup signifikan kendati kondisi pasar saham cenderung volatil.
Pada awal tahun ini, kata Jemmy, Sucorinvest menggengam dana kelolaan Rp5,7 triliun. Saat ini, asset under management (AUM) perusahaan tercatat menyentuh Rp12 triliun, tetapi pada akhir tahun nilainya akan turun ke kisaran Rp11,2 triliun karena ada sejumlah produk reksa dana terproteksi yang jatuh tempo.
Jemmy menambahkan moncernya pertumbuhan AUM Sucorinvest sejalan dengan AUM reksaa dana pasar uang yang menggemuk. Nilai reksa dana Sucorinvest Money Market Fund tercatat naik dari Rp1,7 triliun menjadi lebih dari Rp4,36 triliun.
Selain itu, produk reksa dana terproteksi anyar juga menggalang tambahan dana kelolaan bagi Sucorinvest Asset Management.
"Tahun depan target AUM kami Rp15 triliun. Ada beberapa produk baru yang akan kami rilis pada 2020," kata Jemmy, Rabu (11/12/2019).
Baca Juga
Salah satu produk reksa dana baru yang akan diterbitkan Sucorinvest pada 2020 ialah reksa dana campuran dengan denominasi dolar AS. Peluncuran produk itu, kata Jemmy, diharapkan dapat menarik dana investor setelah masa lock up program amnesti pajak berakhir pada September 2019.
"Kami akan terbitkan produk baru, reksa dana balance fund dolar AS tahun depan. Denominasinya dolar AS, tetapi investasinya di efek rupiah, misalnya corporate bonds," paparnya.
Proyeksi Pasar
Jemmy mengakui skandal yang baru-baru ini mencuat dan melibatkan sejumlah perusahaan manajer investasi cukup mencoreng industri reksa dana nasional.
Namun, dia optimistis minat investor untuk berinvestasi masih cukup tinggi. Apalagi, kondisi pasar pada tahun depan diestimasi lebih baik dibandingkan dengan 2019.
Sampai akhir 2019, Sucorinvest memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dapat menyentuh level 6.300. Pada 2020, IHSG diestimasi mampu menanjak ke rekor baru di level 7.000.
"Pada 2020, IHSG mudah-mudahan bisa ke 7.000 dengan asumsi earnings per share (EPS) growth 8%-9%. Pasar saham akan menarik pada tahun depan," ucapnya.