Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan bursa Asia berhasil menopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memperpanjang kenaikannya pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (6/12/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,18 persen atau 10,82 poin ke level 6.162,94 pada akhir sesi I dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (5/12), indeks mengakhiri pergerakannya di zona hijau yakni level 6.152,12 dengan penguatan 0,64 persen atau 39,24 poin.
Indeks mulai melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik 0,14 persen atau 8,67 poin di posisi 6.160,78 pada Jumat (6/12) pagi. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 6.145,12 - 6.171,27.
Enam dari sembilan sektor IHSG menetap di zona hijau pada akhir sesi I, dipimpin pertanian (+0,90 persen) dan barang konsumen (+0,66 persen). Tiga sektor lainnya menetap di zona merah, dipimpin tambang (-0,31 persen).
Sebanyak 178 saham menguat, 149 saham melemah, dan 339 saham stagnan dari 666 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing naik 2,99 persen dan 0,55 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG pada akhir sesi I.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 naik 0,05 persen atau 0,29 poin ke level 543,57 dan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index menguat 0,14 persen atau 0,97 poin ke posisi 687,58 pada akhir sesi I.
Indeks saham lainnya di Asia rata-rata juga bergerak positif, di antaranya adalah indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang yang masing-masing naik 0,31 persen dan 0,05 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing naik 0,02 persen dan 0,18 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,69 persen dan indeks Kospi Korea Selatan menanjak 0,86 persen.
Dilansir dari Reuters, bursa Asia menguat di tengah meningkatnya optimisme investor soal prospek kesepakatan dagang Amerika Serikat-China setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pembicaraan perdagangan dengan China terus membuat kemajuan.
Komentar Trump yang terdengar optimistis tersebut sudah cukup untuk memicu aksi beli pada perdagangan hari ini, terlepas dari kurangnya kesepakatan antara Washington dan Beijing tentang apakah tarif yang ada harus diturunkan sebagai bagian dari kesepakatan awal untuk mengakhiri perang dagang mereka.
“Banyak pelaku pasar mengambil sikap wait and see mengingat kurangnya isyarat perdagangan baru menjelang rilis data payroll AS dan agenda penting lainnya. Tapi yang jelas, sentimennya sedikit positif,” kata Yasuo Sakuma, kepala investasi di Libra Investments.
Investor saat ini tengah menantikan rilis data nonfarm payroll pada Jumat (6/12) waktu setempat guna mengetahui gambaran lebih lanjut tentang keadaan ekonomi AS.
Seiring dengan penguatan pasar saham, nilai tukar rupiah menguat 34 poin atau 0,24 persen ke level Rp14.034 per dolar AS pada pukul 10.43 WIB, setelah berakhir terapresiasi 37 poin di posisi 14.068 pada Kamis (5/12).