Bisnis.com, JAKARTA — PT Pelita Samudera Shipping Tbk. bakal menggelontorkan belanja modal senilai US$30 juta atau Rp420 miliar (kurs Rp14.000 per dolar AS) pada 2020 untuk penambahan armada kapal untuk merealisasikan kontrak baru yang sedang dijajaki.
Iriawan Ibarat, Direktur Utama Pelita Samudera Shipping mengungkapkan bahwa perseroan sedang menjajaki tiga kontrak baru yang ditargetkan dapat dieksekusi pada awal tahun 2020.
Dia mengutarakan bahwa kontrak tersebut masa kerja menengah untuk pengangkutan batu bara dan nikel. Untuk itu, perseroan memerlukan armada baru untuk merealisasikan kontrak itu.
“Tahun depan kami akan menambah satu atau dua kapal mother vessel, bisa juga lebih tergantung kargo yang kami dapat. Kami juga akan menambah kapal tongkang dan tunda,” ujarnya saat ditemui Bisnis di Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Iriawan menjelaskan bahwa pada tahun depan emiten berkode saham PSSI tersebut akan meningkatkan porsi pendapatan dari jasa pengangkutan non-batu bara. Pada saat ini, segmen pengangkutan batu bara masih berkontribusi sebesar 85% terhadap total pendapatan perseroan.
Pada 2020, kata Iriawan, perseroan bakal meningkatan kontribusi dari segmen bisnis pengangkutan non-batu bara. Nantinya, porsi pendapatan perseroan 70% bakal berasal dari pengangkutan batu bara dan 30% dari pengangkutan non-batu bara.
Pada saat ini, perseroan sedang menjajaki kontrak untuk pengangkutan besi dan juga semen untuk pengiriman di dalam negeri dengan salah satu produsen semen dan baja besar.
“Kami akan menambah armada juga untuk itu, jadi kalau kami beli aset untuk mereka biasanya itu untuk kontrak long term 3 tahun—5 tahun, ” katanya.
Adapun PSSI mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 22% per Oktober 2019 seiring dengan peningkatan raihan kontrak perseroan.
Pertumbuhan pendapatan sewa berjangka (time charter) mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 253% per 31 Oktober 2019 yang berkontribusi pada kenaikan pendapatan perseroan sebesar 22% menjadi US$62,7 juta dibandingkan dengan US$51,3 juta per 31 Oktober 2018.
Kenaikan pendapatan sewa berjangka tertinggi tercatat dari segmen mother vessel (MV) diikuti segmen floating loading facility (FLF) dan tunda dan tongkang (TNB).