Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis bersama nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, meskipun bursa saham Asia mayoritas menguat setelah China memangkas suku bunga.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Jumat (15/11/2019):
Bursa Asia Bergerak Positif, IHSG Malah Ditutup Melemah Tipis
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,09 persen atau 5,72 poin ke level 6.122,62, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan tipis 1,93 poin atau 0,03 persen di posisi 6.126,41 dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (15/11), IHSG mampu mengakhiri pergerakannya di level 6.128,34 dengan penguatan 0,48 persen atau 29,39 poin.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.098,08–6.134,31.
Enam dari sembilan sektor menetap di zona merah, dipimpin sektor infrastruktur (-1,09 persen) dan perdagangan (-0,45 persen). Tiga sektor lainnya menguat, dipimpin sektor tambang yang naik 1,52 persen.
Adapun sebanyak 144 saham menguat, 243 saham melemah, dan 274 saham stagnan dari 660 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yang masing-masing turun 1,96 persen dan 0,96 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG hari ini.
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Hari Ini
Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 2 poin atau 0,01 persen ke level Rp14.079 per dolar AS pada akhir perdagangan hari ini.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah dibuka terapresiasi tipis 7 poin atau 0,05 persen di level Rp14.070 per dolar AS pada perdagangan pagi ini.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,063 poin atau 0,06 persen ke level 97,936 pada pukul 15.54 WIB.
China Pangkas Suku Bunga, Bursa Asia Menguat
Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Senin (18/11/2019) setelah Beijing mengejutkan pasar dengan memangkas suku bunga utama untuk pertama kalinya sejak 2015.
Bank sentral China (People's Bank of China) memangkas suku bunga 7-day reverse repurchase agreement sebesar lima basis poin menjadi 2,50 persen, yang mendorong yuan menguat sementara menurunkan imbal hasil obligasi.
Berita tersebut mendorong indeks Shanghai Composite dan CSI 300 menguat masing-masing 0,62 persen dan 0,8 persen, meskipun investor bereaksi secara hati-hati. Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang menguat 0,3 persen.
Sementar itu, indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang ditutup masing-masing menguat 0,49 persen dan 0,24 persen, sedangkan indeks Hang Seng melonjak 1,4 persen.
Bursa Hong Kong Naik Tajam di Tengah Aksi Protes, Ini Pendorongnya
Bursa saham Hong Kong berhasil mencatat kenaikan tajam pada akhir perdagangan hari ini, Senin (18/11/2019), di tengah memanasnya aksi protes anti-pemerintah.
Berdasarkan data Reuters, indeks Hang Seng ditutup menguat 1,4 persen di level 26.681,09, sedangkan indeks China Enterprises menanjak 1,3 persen ke posisi 10.555,56.
Data pemerintah mengkonfirmasikan pada Jumat (15/11/2019) bahwa Hong Kong telah tenggelam ke dalam resesi pada kuartal III/2019, untuk pertama kalinya dalam satu dekade, akibat terbebani eskalasi aksi protes anti-pemerintah dan sengketa perdagangan Amerika Serikat-China.
Sinyal Positif Negosiasi Dagang AS dan China Bikin Harga Minyak Stabil
Harga minyak mentah stabil seiring tanda-tanda perkembangan positif negosiasi dagang Amerika Serikat dan China, serta Arab Saudi menetapkan penilaian untuk penawaran umum perdana Aramco.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 16:09 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate melemah tipis 0,05% atau 003 poin ke level US$57,69 per barel, sedangkan harga minyak mentah Brent ditutup melemah 0,25% atau 0,16 poin ke level US$63,14 per barel.
Negosiator perdagangan mengadakan diskusi konstruktif dalam panggilan telepon pada Sabtu (16/11) untuk mengatasi kekhawatiran utama masing-masing pihak seputar kesepakatan fase satu.
Arab Saudi akan menjual hanya 1,5% saham Aramco dan menetapkan target valuasidari US$1,6 triliun menjadi US$1,71 triliun untuk penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) mereka.
Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) menyerah pada Senin (18/11/2019) ke level terendah lebih dari sepekan, karena premi produk itu atas minyak dan gas (gasoil) membebani permintaan diskresi dalam biofuel.
Data Bloomberg menunjukkan, harga CPO kontrak Januari 2020 di Bursa Derivatif Malaysia berakhir melemah 0,70% atau 18,00 poin menjadi 2.554 ringgit per ton. Level itu merupakan yang terendah sejak 7 November lalu.
Selain itu, penurunan itu juga melanjutkan pelemahan pada sesi pembuka, minus 0,62% atau 16,00 poin di level 2.555 ringgit per ton.
Mengutip Bloomberg, premi tersebut menyusut untuk hari ketiga, masih sekitar US$25 per ton dibandingkan dengan diskon rata-rata US$68 selama setahun terakhir.