Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Hong Kong Naik Tajam di Tengah Aksi Protes, Ini Pendorongnya

Bursa saham Hong Kong berhasil mencatat kenaikan tajam pada akhir perdagangan hari ini, Senin (18/11/2019), di tengah memanasnya aksi protes anti-pemerintah.
Bursa Saham Hong Kong/Reuters-Bobby Yip
Bursa Saham Hong Kong/Reuters-Bobby Yip

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Hong Kong berhasil mencatat kenaikan tajam pada akhir perdagangan hari ini, Senin (18/11/2019), di tengah memanasnya aksi protes anti-pemerintah.

Berdasarkan data Reuters, indeks Hang Seng ditutup menguat 1,4 persen di level 26.681,09, sedangkan indeks China Enterprises menanjak 1,3 persen ke posisi 10.555,56.

Data pemerintah mengkonfirmasikan pada Jumat (15/11/2019) bahwa Hong Kong telah tenggelam ke dalam resesi pada kuartal III/2019, untuk pertama kalinya dalam satu dekade, akibat terbebani eskalasi aksi protes anti-pemerintah dan sengketa perdagangan Amerika Serikat-China.

Aksi protes, yang telah berkobar lebih dari lima bulan terakhir guna menuntut demokrasi yang lebih besar di bekas jajahan Inggris itu, memanas sepanjang pekan lalu.

Dipicu oleh kematian seorang mahasiswa di tengah tindak operasi pembubaran oleh kepolisian setempat, bentrok antara demonstran dan polisi semakin tak terhindarkan setelah polisi Hong Kong menembakkan peluru tajam ke arah para pengunjuk rasa di sisi timur pulau pada awal pekan lalu.

Alhasil, sepanjang pekan tersebut indeks Hang Seng membukukan penurunan tajam 4,8 persen, penurunan mingguan terdalamnya sejak awal Agustus 2019.

Di sisi lain, aksi protes yang berkepanjangan dan kondisi ekonomi yang terbenam dalam resesi memantik harapan langkah-langkah stimulus baru oleh pemerintah guna menghidupkan kembali pertumbuhan pusat keuangan Asia ini.

“Mengakhiri kekerasan dan memulihkan ketenangan adalah penting bagi pemulihan ekonomi. Pemerintah akan terus memantau situasi dengan seksama dan mengajukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mendukung perusahaan dan perlindungan,” tutur pemerintah.

Sentimen pasar menguat setelah People’s Bank of China secara tak terduga memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak 2015 dan mensinyalkan bahwa para pembuat kebijakan siap bertindak untuk menopang perlambatan pertumbuhan.

Pada saat yang sama, investor juga tengah menantikan tanda-tanda progres nyata dalam negosiasi perdagangan Amerika Serikat-China.

Menurut Kementerian Perdagangan China, Wakil Perdana Menteri China Liu He telah berbicara dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Dagang Robert Lighthizer melalui sambungan telepon pada Sabtu (16/11/2019) pagi waktu Beijing.

Kedua belah pihak disebut melakukan diskusi yang "konstruktif" tentang keprihatinan masing-masing pihak terkait kesepakatan ‘fase satu’. Namun, tidak satupun dari kedua belah pihak memberikan perincian konkret tentang pembicaraan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper