Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Senin (18/11/2019) setelah Beijing mengejutkan pasar dengan memangkas suku bunga utama untuk pertama kalinya sejak 2015.
Bank sentral China (People's Bank of China) memangkas suku bunga 7-day reverse repurchase agreement sebesar lima basis poin menjadi 2,50 persen, yang mendorong yuan menguat sementara menurunkan imbal hasil obligasi.
Berita tersebut mendorong indeks Shanghai Composite dan CSI 300 menguat masing-masing 0,62 persen dan 0,8 persen, meskipun investor bereaksi secara hati-hati. Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang menguat 0,3 persen.
Sementar itu, indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang ditutup masing-masing menguat 0,49 persen dan 0,24 persen, sedangkan indeks Hang Seng melonjak 1,21 persen.
Pergeseran kebijakan terbaru China menambah harapan bahwa Beijing mungkin juga akan lebih serius membuat kemajuan dalam pembicaraan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).
Pada hari Sabtu, media pemerintah China mengatakan kedua pihak melakukan "pembicaraan konstruktif" tentang perdagangan melalui telepon antara Wakil Perdana Menteri Liu He, perwakilan perdagangan AS Robert Lighthizer, Menteri Keuangan Steven Mnuchin.
"Lebih dari pada putaran sebelumnya, kami melihat momentum menuju mencapai setidaknya kesepakatan perdagangan terbatas, dan tentu saja kesepakatan skala kecil akan menghilangkan beberapa sentimen negatif pada ekonomi," kata Patrik Schowitz, analis multi-aset global di JP Morgan Asset Management, seperti dikutip Reuters.
"Kami telah meningkatkan prospek kami pada ekuitas sebagai kelas aset. Ekuitas di negara emerging market sekarang menjadi yang paling disukai bersama dengan ekuitas berkapitalisasi besar di AS," lanjutnya.