Bisnis.com, JAKARTA - PT Mulia Industrindo Tbk. merevisi target laba bersih menjadi Rp100 miliar pada tahun ini, dari target semula sekitar Rp180 miliar - Rp200 miliar.
Direktur PT Mulia Industrindo Tbk. Henry Bun mengatakan perseroan mengoreksi target laba bersih menjadi Rp100 miliar di tahun ini, dari semula Rp180 miliar - Rp200 miliar.
Hingga 30 September 2019, produsen kaca lembaran itu mengantongi laba bersih sebesar Rp75,31 miliar, turun 47,26% secara tahunan. Adapun, penjualan bersihnya mencapai Rp2,89 triliun, turun 37,03 persen secara tahunan.
Henry menjelaskan perseroan melakukan penyesuaian harga kaca lembaran untuk pasar ekspor seiring kondisi ekonomi Asia yang melemah. Diskon harga sekitar 4 persen - 5 persen juga dilakukan untuk pasar domestik.
Hal ini dilakukan untuk mempertahankan pangsa pasar di tengah serbuan impor kaca lembaran. Diskon harga itu otomatis berpengaruh terhadap laba perusahaan.
Penjualan di pasar domestik memberikan kontribusi 74,47 persen terhadap total penjualan perseroan per kuartal III/2019. Adapun, penjualan di kawasan Asia menyumbang 19,43 persen terhadap penjualan perseroan di periode yang sama.
Segmen kaca lembaran masih menjadi penyumbang terbesar perseroan. Saat ini kapasitas terpasang untuk segmen kaca lembaran sebesar 620.500 ton per tahun, lebih tinggi dari kapasitas segmen botol 160.000 ton per tahun, gelas 67.500 ton per tahun, dan kaca lembaran untuk otomotif sebesar 120.000 ton per tahun.
"Impor kaca lembaran cukup mengganggu industri dalam negeri, karena mereka menjualanya jauh dari harga domestik. Sementara di pasar regional, kaca lembaran saat ini harganya cukup terdiskon," katanya kepada Bisnis dikutip pada Sabtu (9/11/2019).
Lebih lanjut, perseroan mengandalkan musim perayaan Natal untuk mencapai target laba sebesar Rp4,1 triliun hingga akhir tahun ini. Henry mengatakan permintaan segmen botol biasanya akan meningkat menjelang perayaan Natal. Permintaan banyak datang dari industri minuman.