Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir ke zona merah dengan penurunan cukup signifikan pada awal perdagangan hari ini, Rabu (6/11/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,64 persen atau 40 poin ke level 6.224,16 pada pukul 09.15 WIB dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Selasa (5/11), IHSG mampu rebound dan mengakhiri pergerakannya di level 6.264,15 dengan kenaikan tajam 1,36 persen atau 83,81 poin, setelah tertekan di zona merah tiga hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.
Sebelum kembali melemah, indeks sempat melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik 0,16 persen atau 9,77 poin di posisi 6.273,92 pada Rabu (6/11). Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.223,31 – 6.274,29.
Delapan dari sembilan sektor terpantau bergerak negatif, dipimpin properti (-1,47 persen) dan finansial (-0,82 persen). Satu-satunya sektor yang bergerak di zona hijau adalah perdagangan (+0,21 persen).
Adapun sebanyak 102 saham menguat, 98 saham melemah, dan 459 saham stagnan dari 659 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Baca Juga
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang masing-masing turun 1,74 persen dan 0,97 persen menjadi penekan utama atas pelemahan IHSG.
Sejalan dengan IHSG, pergerakan indeks Bisnis-27 berbalik melemah 0,87 persen atau 4,82 poin ke level 548,31 pukul 09.15 WIB, meskipun sempat melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik 0,17 persen di posisi 554,09.
Indeks saham lainnya di Asia cenderung bergerak variatif. Indeks Nikkei 225 Jepang dan indeks Kospi Korea Selatan masing-masing mampu naik 0,13 persen dan 0,14 persen.
Sementara itu, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing melandai 0,01 persen dan 0,14 persen, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,30 persen.
Menurut tim riset Samuel Sekuritas Indonesia, investor menantikan perkembangan dari perang dagang antara AS dan China, dimana kedua belah pihak dikabarkan sedang dalam proses memilih lokasi untuk menandatangani persetujuan kesepakatan dagang.
Sebelumnya dikabarkan bahwa kesepakatan dagang akan ditandatangani pada pertengahan November, namun batal dengan alasan yang belum jelas.
“Hari ini, pasar saham domestik diperkirakan masih berpotensi menguat terbatas, merespons positif data ekonomi Indonesia kuartal III yang tercatat tumbuh 5,02 persen, di atas estimasi SSI sebesar 4,90 persen,” papar Samuel Sekuritas, seperti dikutip dari riset hariannya.
Sebaliknya, Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan secara teknis, IHSG berpotensi melemah pada perdagangan hari ini, setelah mampu menguat pada perdagangan Selasa (5/11) ditopang data pertumbuhan ekonomi.
Hal itu terlihat dari indikator stochastic yang menyempit sebagai cerminan volume pembelian yang masih lemah meskipun secara tren pelemahan cenderung terbatas.
Atas kondisi teknis itu, dia memperkirakan pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini berada di titik support 6.172 hingga 6.218. Sementara itu, untuk titik resistensi, pergerakannya berada pada rentang 6.287 hingga 6.310.
“Secara teknikal indikator stochastic mulai menyempit namun volume perdagangan masih terlihat lemah mengindikasikan tren pelemahan masih ada tetapi mulai terbatas,” jelas Dennies, dikutip dari hasil risetnya.
Bersama IHSG, nilai tukar rupiah tergelincir dan terpantau melemah 22 poin atau 0,16 persen ke level Rp13.991 per dolar AS pada Rabu pagi (6/11) pukul 08.53 WIB, setelah berakhir terapresiasi 45 poin atau 0,32 persen di posisi 13.969 pada Selasa (5/11).