Bisnis.com, JAKARTA - PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) membukukan laba bersih sebesar Rp1,09 triliun sepanjang periode 9 bulan tahun ini. Perolehan itu turun 0,37% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,1 triliun.
Direktur Keuangan Mayora Indah Hendrik Polisar menjelaskan meski laba bersih turun, tetapi perseroan masih membukukan kenaikan penjualan. Begitu juga, laba bruto masih tumbuh baik sepanjang 9 bulan ini.
Per kuartal III/2019, perseroan mencatatkan kenaikan penjualan 3,51% secara tahunan menjadi Rp17,96 triliun. Adapun, laba brutonya tumbuh 21,23% menjadi Rp5,45 triliun.
Namun, laba bersih yang turun tipis karena perseroan terbebani rugi kurs pada tahun ini. Berbeda dengan tahun lalu, kata dia, perusahaan mengantongi laba kurs.
Perusahaan mencatatkan rugi kurs sebesar Rp143,89 miliar per kuartal III/2019. Sebaliknya, pada periode yang sama tahun lalu, perseroan mencatatkan laba kurs Rp294,04 miliar.
"Tahun lalu ada untung kurs, tapi tahun ini rugi kurs. Mayora memiliki AR [account receivable] dan cash dalam bentuk valuta asing [dolar AS dan yuan] dari hasil ekspor. Kalau rupiah menguat, Mayora malah ada rugi kurs," katanya pada Rabu (6/11/2019).
Baca Juga
Pada 2019, perseroan memproyeksikan penjualan dapat mencapai Rp26,73 triliun dan laba bersih sebesar Rp1,93 triliun. Per kuartal III/2019, penjualan ekspor mencapai Rp8,06 triliun atau tumbuh 2,86% secara tahunan, sedangkan Rp9,91 triliun lainnya berasal dari penjualan lokal.
Secara total, penjualan per kuartal III/2019 telah mencapai 67,19% dari target sepanjang tahun ini. Adapun, laba bersihnya mencapai 56,48% dari target sepanjang tahun.
Adapun, jika melihat secara kuartal pada tahun ini, penjualan pada kuartal I dan II bertumbuh masing-masing 11,05% dan 11,09%. Sementara itu, penjualan pada kuartal III turun 9,68% secara tahunan.
Corporate Secretary PT Mayora Indah Tbk. Yuni Gunawan menjelaskan penjualan sepanjang semester I/2019 didorong oleh musim perayaan yakni Puasa dan Lebaran. Sementara, di kuartal III tidak ada musim perayaan besar yang serupa.
Lebih lanjut, produsen permen Kopiko ini akan memacu penjualan ekspor untuk mengejar target penjualan dan laba bersih di sisa bulan ini. Apalagi, kuartal IV merupakan musim puncak untuk produk-produk ekspor.
"Kuartal IV kami siapkan penjualan ekspor. Mengingat kuartal IV adalah peak season buat produk-produk ekspor," imbuhnya.