Bisnis.com, JAKARTA - PT Acset Indonusa Tbk. membukukan rugi bersih senilai Rp752,31 miliar pada akhir kuartal III/2019. Hal ini disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian beberapa proyek contractor pre-financing (CPF) dan struktur.
Pada periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan berkode saham ACST itu meraup laba bersih senilai Rp91,23 miliar.
Dalam keterangan resmi yang dirilis perseroan pada Kamis (31/10/2019), ACST mencatatkan perolehan pendapatan senilai Rp3,07 triliun atau naik 12% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Maria Cesilia Hapsari, Corporate Secretary & Investor Relations Acset Indonusa, memaparkan perolehan pendapatan pada periode 9 bulan pertama 2019 bersumber dari sektor infrastruktur berkontribusi sebesar 72%, konstruksi sebesar 17%, fondasi sebesar 8%, dan sektor lainnya sebesar 3%. Sektor lainnya menggambarkan aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh anak usaha.
Pada periode ini, ACST membukukan rugi bersih senilai Rp752 miliar, yang disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian beberapa proyek contractor pre-financing (CPF) dan struktur.
"Hal ini berdampak pada meningkatnya biaya pendanaan, biaya overhead, dan biaya lainnya yang dialokasikan untuk percepatan penyelesaian proyek-proyek tersebut. ACST juga mengalami penyesuaian nilai pekerjaan yang berimbas pada timbulnya penurunan pendapatan dan laba proyek berjalan," tulisnya.
Baca Juga
Adapun, perseroan kembali perkuat value chain dalam Grup Astra melalui perolehan kontrak Arumaya Residence pada kuartal III/2019 dengan nilai kontrak senilai Rp218,7 miliar.
ACST dipercaya untuk melakukan konstruksi proyek yang dimiliki oleh Astra Property ini setelah melalui proses tender dalam skema kerja sama operasi (KSO) dengan Woh Hup (Private) Ltd.
Selain proyek ini, ACST juga mendapatkan proyek fondasi Jakarta-Bandung High Speed Railway dan Jakarta 3 Data Center yang terletak dalam kawasan industry MM2100, Cibitung.
Perseroan masih optimis untuk mendapatkan proyek baru hingga akhir 2019 dengan menerapkan perilaku selektif untuk proyek-proyek yang dirasa sesuai dengan kompetensi ACST atau bahkan yang bisa memberikan nilai tambah bagi pengembangan keahlian perseroan ke depannya.
Strategi perbaikan kinerja masih terus diupayakan di internal perusahaan, khususnya dalam aspek finansial dan kualitas operasional. Strategi perbaikan berkelanjutan atau continuous improvement ini juga dibarengi dengan upaya diversifikasi, yakni dalam bidang soil improvement works guna memperkaya layanan konstruksi terintegrasinya.
Sebagai bentuk nyata upaya diversifikasi ini, ACST kini sedang berpartisipasi dalam pembangunan Pelabuhan Patimban, Jawa Barat, spesifiknya dalam pekerjaan soil improvement.