Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Menguat Lagi, Mampukah Menembus Level Terkuat?

Sejak awal 2019, harga CPO sudah menguat 12,94 persen dari 2.218 ringgit per ton.
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) kembali melaju pada Kamis (31/10/2019), terdorong oleh rencana Pemerintah Indonesia mengimplementasikan program B30 pada tahun depan.

Harga sawit pun mendaki menuju level puncak yang pernah diraih pada tahun lalu.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga Kamis (31/10) pukul 11.29 WIB, harga minyak kelapa sawit kontrak pengiriman Januari 2020 di Bursa Derivatif Malaysia menguat 0,36 persen atau 9 poin menjadi 2.505 ringgit per ton. Adapun saat pembukaan perdagangan, harga komoditas ini melemah 0,64 persen atau 16 poin ke level 2.480 ringgit per ton.

Artinya, harga CPO mendekati level terkuatnya pada Mei tahun lalu di level 2.603 ringgit per ton.

Sejak awal 2019, harga CPO sudah menguat 12,94 persen dari 2.218 ringgit per ton. Adapun dalam 12 bulan terakhir, harga komoditas unggulan Indonesia ini telah menguat 5,3 persen dari level 2.379 ringgit per ton.

Mengutip Bloomberg, implementasi mandat program B30 akan dimulai pada Januari 2020. Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan program itu diharapkan dapat menambah konsumsi sawit mencapai 3 juta ton.

“Penggunaan sawit untuk B20 pada tahun ini akan mencapai 6,4 juta ton,” ucapnya dalam sebuah konferensi industri di Bali, Kamis (31/10).

Peningkatan dalam penggunaan biodiesel akan mengurangi beban Indonesia mengimpor bahan bakar fosil. Indonesia akan menggenjot pengolahan industri hilir sawit untuk menaikkan konsumsi domestik.

Indonesia menargetkan seluruh perusahaan perkebunan sawit mendapat sertifikasi Minyak Sawit Berkelanjutan pada akhir 2020.

Di Malaysia, Menteri Industri Primer Malaysia Teresa Kok menyampaikan implementasi dari rencana B20 akan mendorong konsumsi lokal biofuel menjadi 1,3 juta ton setahun.

Gunasekar Thiagarajan, Kepala Perdagangan dan Lindung Nilai Strategis di Kaleesuwari Intercontinental, menerangkan ambisi mandat biodiesel di kedua negara itu dan penguatan harga minyak kedelai tengah membantu harga sawit melesat.

“Namun, diskon kelapa sawit yang semakin sempit dengan gasoil membuat komoditas tersebut rentan untuk dijual pada saat pasar secara teknis sudah overbought," tuturnya seperti dilansir dari Bloomberg.

Yang dimaksud sebagai diskon adalah Palm Oil’s Discount to Gasoil (POGO), yang mengukur selisih antara minyak mentah sawit berjangka Bursa Malaysia dan gasoil berjangka Intercontinental Exchange (ICE).

POGO digunakan oleh pasar biodiesel dan distilasi menengah hilir sebagai sebuah indikasi harga minyak sawit mentah biodiesel dibandingkan dengan pasar gasoil dan diesel, di mana biodiesel dijual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper