Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Eropa Selip, Spekulasi Suku Bunga The Fed Topang Bursa Asia

Bursa Eropa kompak tergelincir ke zona merah bersama indeks futures S&P 500 pada perdagangan sore ini (Selasa, 29/10/2019), saat investor menantikan rilis sejumlah laporan keuangan perusahaan dan potensi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed.
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa kompak tergelincir ke zona merah bersama indeks futures S&P 500 pada perdagangan sore ini (Selasa, 29/10/2019), saat investor menantikan rilis sejumlah laporan keuangan perusahaan dan potensi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 meluncur 0,3 persen, sedangkan indeks futures S&P 500 turun 0,1 persen pada pukul 08.24 pagi waktu London (pukul 15.24 WIB).

Kendati demikian, indeks MSCI Asia Pasifik mampu menanjak 0,5 persen didukung penguatan indeks saham Topix Jepang yang menguat 0,9 persen.

Investor saat ini tengah mencari sentimen pendorong baru untuk memperkuat reli saham yang telah mendongkrak indeks S&P 500 mencetak rekor level tertingginya pada perdagangan Senin (28/10/2019).

Reli Wall Street pada Senin didorong oleh optimisme pasar atas tercapainya kesepakatan perdagangan AS-China.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia memperkirakan akan menandatangani bagian penting dari kesepakatan perdagangan dengan China lebih cepat dari jadwal.

Sementara itu, langkah pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh bank sentral AS Federal Reserve dalam pertemuan kebijakan moneternya yang berakhir Rabu (30/10/2019) waktu setempat dapat menambah penguatan pasar ekuitas.

Di sisi lain, meskipun laporan keuangan sejumlah perusahaan yang melampaui rata-rata estimasi mampu membantu mendorong sentimen pasar, targetnya telah ditetapkan rendah.

“Apa yang kita alami di pasar dalam beberapa pekan terakhir adalah terangkatnya ketidakpastian tentang perdagangan AS-China dan Brexit, selain dukungan dari langkah pelonggaran kebijakan moneter oleh bank-bank sentral,” ujar Sue Trinh, pakar strategi makro global di Manulife Investment Management.

“Risiko yang sebenarnya adalah bahwa kita melihat dorongan untuk harga aset tetapi tidak ada peningkatan nyata dalam ekonomi riil,” tambahnya, dikutip dari Bloomberg.

Pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan untuk melambat menjadi 1,6 persen pada kuartal III/2019. Data PDB AS dijadwalkan akan dirilis pada Rabu (30/10).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper