Bisnis.com, JAKARTA—Emiten teknologi informasi dan komunikasi PT Metrodata Electronics Tbk. membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 35,46 persen secara tahunan (year-on-year) pada kuartal III/2019.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, emiten bersandi saham MTDL ini mencatatkan laba sebesar Rp258,78 miliar per kuartal III/2019 atau naik 35,46 persen dari posisi Rp191,03 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, pendapatan meningkat 12,80 persen secara tahunan menjadi Rp10,22 triliun dari posisi Rp9,06 triliun pada kuartal III/2018.
Susanto Djaja, Presiden Direktur Metrodata Electronics menjelaskan bahwa kontributor terhadap pendapatan perseroan masih berasal dari unit bisnis distribusi sebesar 77 persen , diikuti unit bisnis solusi sebesar 21,3 persen , dan unit bisnis konsultasi 1,7 persen .
Sementara itu, pertumbuhan pendapatan paling tinggi dicatatkan oleh unit bisnis solusi sebesar 25,1 persen .
“Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia meningkatkan permintaan produk dan solusi TIK, sehingga sebagai digital solution & distribution company MTDL siap mendukung transformasi digital para pelanggan dan mitra korporasi,” tulis Susanto dalam keterangan resmi, Selasa (29/10/2019).
Baca Juga
Susanto Djaja, Presiden Direktur Metrodata Electronics , saat berkunjung ke redaksi Bisnis Indonesia./Jibi
Adapun, dari laporan e-Conomy SEA 2019 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain&Company, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi digital yang paling pesat di wilayah Asia Tenggara.
Pertumbuhan tersebut sejalan dengan diresmikannya Palapa Ring baru-baru ini, yaitu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang menghubungkan 514 kota untuk akselerasi pemerataan ekonomi digital.
Adapun rinciannya pendapatan dari anak usaha, Direktur Metrodata Electronics Randy Kartadinata memaparkan bahwa pendapatan unit bisnis distribusi di bawah pengelolaan entitas anak PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI) bertumbuh Rp838 miliar, naik 11,5 persen yoy dibandingkan dengan tahun lalu.
Salah satu pendukung utama pertumbuhan itu berasal dari segmen bisnis yang relatif baru lewat PT My Icon Technology. Bisnis ini melingkupi pengadaan produk TIK melalui e-katalog (LKPP–Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).
“Untuk segmen B2G (business-to-government) penjualannya signifikan, yaitu mencapai Rp404 miliar hingga kuartal III/2019 ini,” ungkap Randy.
Lebih lanjut, pertumbuhan unit bisnis distribusi juga ditopang oleh segmen konsumer yang melakukan penjualan kepada diler. Randy menunjukkan bahwa hal itu terbukti dengan meningkatnya permintaan diler yang ingin mempertahankan stok setelah Pilpres 2019.
Segmen komersial juga disebut semakin kokoh lewat penjualan ke segmen korporasi melalui perusahaan solusi TIK sejalan dengan transformasi digital yang menguntungkan perusahaan-perusahaan solusi tersebut.
PT Synnex Metrodata Indonesia (“SMI”)—salah satu entitas anak PT Metrodata Electronics Tbk., mengumumkan kemitraan strategik dengan perusahaan Zhejiang Uniview Technologies Co., Ltd (“Uniview”)./Istimewa
SMI baru-baru ini juga telah ditunjuk Uniview untuk memasarkan produk Uniarch, yaitu produk CCTV IP (internet protocol) berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau dan mudah digunakan. Kerja sama ini menambah rangkaian lebih dari 90 merek yang ditawarkan melalui saluran distribusi MTDL.
Selain memperluas portofolio produk, SMI juga bekerja sama dengan International Council of E-Commerce Consultants (EC-Council) untuk menjadi penyedia solusi sertifikasi keamanan siber.
Dari unit bisnis solusi di bawah entitas anak PT Mitra Integrasi Informatika (MII), pendapatannya bertumbuh 25,1 persen yoy menjadi Rp450,7 miliar.
“Kebutuhan akan solusi digital dari segmen perusahaan skala kecil dan menengah hingga enterprise dapat dipenuhi oleh MII sebagai digital solution provider sehingga di era digital transformasi ini, unit bisnis solusi menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan terbesar untuk MTDL,” ujar Randy.
Di samping itu, penjualan produk 8 pilar telah mewakili 20% dari total pendapatan unit bisnis solusi. Delapan Pilar yang terdiri dari Cloud Services, Digital Business Platform, Big Data & Analytics, Security, Consulting & Advisory Services, Managed Services, Hybrid IT Infrastructure, dan Business Application, merupakan inisiatif MTDL dalam mempersiapkan dari menghadapi teknologi masa depan.
Selanjutnya dari unit bisnis konsultasi, di bawah entitas anak PT Soltius Indonesia (SI) bersama unit bisnis solusi terus melanjutkan upaya menyediakan solusi-solusi spesifik terbaru kepada para pelanggan korporat.
Perseroan pun optimistis target pendapatan dan laba yang telah dipasang untuk tahun ini dapat tercapai.
“Melihat kinerja keuangan dari tiap unit bisnis sampai dengan kuartal III/2019 seiring pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang akan terus berkembang, kami rasa target 12 persen top line dan 12,5 persen bottom line dapat terlampaui,” tulis Susanto.