Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (25/10/2019), sekaligus mengakhiri reli terpanjangnya dalam 24 tahun.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 1,38 persen atau 87,3 poin ke level 6.252,34 pada akhir perdagangan.
Pada perdagangan Kamis (24/10), IHSG berhasil mengakhiri pergerakannya di level 6.339,65 dengan kenaikan tajam 1,31 persen atau 81,84 poin, reli penguatan sejak 11 Oktober.
Sebelum berbalik terkoreksi, indeks sempat memperpanjang penguatannya dengan dibuka naik tipis 0,05 persen atau 2,96 poin di posisi 6.342,61. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.243,25-6.348,31.
Dengan pelemahan ini, IHSG berlanjut mengakhiri reli selama 10 hari berturut-turut, sekaligus reli terpanjangnya sejak 1995.
Delapan dari sembilan sektor berakhir di zona hijau, dipimpin oleh sektor aneka industri yang menguat 2,25 persen, disusul sektor barang konsumsi yang naik 1,98 persen. Adapun hanya sektor tambang yang melemah sebesar 2 persen.
Dari 659 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 145 saham menguat, 238 saham melemah, dan 276 saham lainnya stagnan.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) yang masing-masing naik 1,59 persen dan 9,86 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG di akhir perdagangan.
IHSG melemah di saat indeks saham lainnya di bergerak cenderung fluktuatif pada perdagangan hari ini, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang ditutup menguat 0,29 persen dan 0,22 persen, sedangkan indeks Hang Seng melemah 0,49 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 menguat 0,48 persen dan 0,67 persen, sedangkan indeks Kospi menguat 0,11 persen.
Dilansir Reuters, bursa Asia berfluktuasi pada perdagangan hari inikarena investor menunggu pertemuan kebijakan utama bank sentral minggu depan di tengah tanda-tanda perlambatan pertumbuhan global.
Fluktuasi pasar saham hari ini datang dengan latar belakang pertumbuhan global yang terus-menerus melambat.
Dalam pertemuan terakhirnya sebagai presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi tidak mengubah kebijakan dan proyeksi ECB, tetapi menyarankan penggantinya untuk tidak pernah menyerah dalam menopang ekonomi zona euro dalam menghadapi prospek yang memburuk.
Fokus utama bagi investor adalah pertemuan kebijakan Federal Reserve pekan depan. Bank sentral AS tersebut hampir pasti menurunkan suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini.
"Ini bukan tentang rencana pemangkasan the Fed, ini lebih mengenai sinyal laju dan besarnya pemotongan suku bunga," kata Kay Van-Petersen, analis makro global di Saxo Bank, seperti dikutip Reuters.
“Investor juga akan menantikan sejumlah data ekonomi yang akan mengikuti keputusan the Fed, katanya.
Bank of Japan juga akan mengadakan pertemuan dua hari yang berakhir pada 31 Oktober. Keputusannya dinantikan investor, meskipun sumber mengatakan kepada Reuters bahwa BOJ condong ke arah menjaga kebijakan moneter.
Saham-saham penekan IHSG: | |
---|---|
Kode | Pergerakan (persen) |
BBCA | -1,59 |
CPIN | -9,86 |
BMRI | -3,11 |
UNVR | -2,54 |
Saham-saham pendorong IHSG: | |
---|---|
Kode | Pergerakan (persen) |
MEGA | +10,68 |
MPRO | +13,43 |
SQMI | +14,63 |
SIDO | +3,38 |