Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manulife Aset Manajemen Indonesia: Kepastian Politik Bakal Tarik Investor Asing

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp231,73 miliar di sepanjang perdagangan Rabu (23/10/2019).
Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro./Bisnis-Dwi Nicken Tari
Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro./Bisnis-Dwi Nicken Tari

Bisnis.com, JAKARTA—Pelantikan presiden dan pengumuman kabinet pada pekan ini diharapkan dapat menarik kembali minat investor asing untuk masuk ke Indonesia.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp231,73 miliar di sepanjang perdagangan Rabu (23/10/2019).

Legowo Kusumonegoro, Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), melihat bahwa keyakinan investor masih rendah untuk masuk ke pasar modal domestik untuk saat ini.

“Kalau kami melihat stabilitas internal dalam negeri membaik, new line up kabinet harusnya membuat lebih confident. Sell off lebih banyak karena banyak investor yang yakin bahwa 2020 itu ekonomi slow down, resesi, dsb. Bahwa itu kekhawatiran terhadap Indonesia, sepertinya tidak,” tutur Legowo, Rabu (23/10/2019).

Dirinya menjelaskan bahwa aliran modal asing justru tetap deras masuk ke Surat Utang Negara (SUN). Saat ini, investor asing tampaknya lebih banyak yang khawatir dengan isu perlambatan ekonomi global sehingga memindahkan asetnya dari negara berisiko ke negara maju, seperti AS dan Eropa.

Legowo menunjukkan bahwa bursa AS dan Eropa telah naik lebih kencang ketimbang bursa Asia dan negara berkembang (emerging market) sejauh ini. Hal itu memperlihatkan bahwa bursa yang dimotori oleh AS semakin kuat sementara bursa negara berkembang, termasuk Indonesia, jauh tertinggal.

Adapun, kepastian terjadinya perlambatan ekonomi dunia maupun resesi pada tahun depan dinilai Legowo akan tergantung dengan kesepakatan-kesepakatan kecil yang dapat dicapai oleh AS dan China mengenai hubungan dagang kedua negara. Namun, dirinya pesimistis dua ekonomi terbesar di dunia itu bakal dapat mencapai kesepakatan apapun.

Sementara itu, Legowo memperkirakan pemangkasan suku bunga dari Bank Indonesia akan menjadi katalis positif bagi pergerakan indeks.

Investor yang khawatir dengan volatilitas pasar pun disarankan untuk masuk ke aset pendapatan tetap, baik di reksa dana maupun langsung mengakumulasikan obligasi.

Sementara itu, untuk investor dengan profil investasi jangka panjang tetap disarankan masuk ke saham karena posisi saat ini dinilai sangat menarik.

“Kami setiap kali mengubah proyeksi, kami sudah sesuaikan [IHSG] dari 6.700 ke 6.600, sekarang sulit memperkirakannya,” imbuh Legowo.
ke 6.600, sekarang sulit memperkirakannya,” imbuh Legowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper