Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Diproyeksi Menuju 6.500 Jelang Akhir Tahun

Untuk jangka pendek investor diharapkan tetap waspada dan berhati-hati dengan fluktuasi indeks.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah analis masih mempertahankan target IHSG menjelang akhir tahun ini. Kepastian dari sisi politik dan aksi window dressing diharapkan mampu mengakat indeks menembus 6.500.

Adapun menutup perdagangan Rabu (23/10/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terapresiasi 0,52% ke level 6.257. Secara year-to-date, IHSG tumbuh 1,02%.

Namun demikian, investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih di sepanjang hari perdagangan senilai Rp231,73 miliar.

Hariyanto Wijaya, Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menjelaskan bahwa pihaknya masih memepertahankan target IHSG pada akhir tahun ini sebesar 6.510.

“Target 6.510 sejak Mei 2019 setelah kami revisi karena masuknya faktor perang dagang,” kata Hariyanto kepada Bisnis, baru-baru ini.

Menurutnya, sentimen positif bakal datang dari efektifnya Kabinet Kerja Jilid II serta aksi window dressing pada Desember nanti.

Selain mencermati perkembangan politik, investor juga disebut tetap fokus pada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.

Berdasarkan konsensus, Bank Indonesia akan memangkas suku bunga lagi pada RDG yang berakhir Kamis (24/10/2019) sebesar 25 bps. Sepanjang tahun berjalan, BI telah menurunkan 7-Days Reserve Repo Rate sebesar 125 bps mejadi 5,25%.

“Dalam laporan strategi bulanan Oktober kami, kami menyarankan investor untuk tetap defensif di tengah volatilitas pasar,” tulis Hariyanto.

Adapun, mengingat data manufaktur di AS lewat indeks PMI (Purchasing Managers’ Index) pada September yang kurang memuaskan di level 47,8, investor asing terlihat masig enggan mendekati aset berisiko seperti di bursa saham Indonesia.

“Oleh karena itu, kami memperkirakan akan ada volatilitas yang lebih tinggi dan tekanan pada ekuitas AS sepanjang Oktober, sehingga berpotensi membuat investor asing cenderung menghindari risiko di bursa saham Indonesia,” tulis Hariyanto.

Sementara itu, Analis Royal Investium Sekuritas Wijen Ponthus memperkirakan IHSG akan bergerak menuju 6.500—6.600 pada akhir tahun ini.

Kendati masih ada potensi upside, untuk jangka pendek investor diharapkan tetap waspada dan berhati-hati dengan fluktuasi indeks.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper