Bisnis.com, JAKARTA--Sejumlah manajer investasi mulai mempertimbangkan untuk menerbitkan reksa dana dengan multi share class atau reksa dana dengan lebih dari satu unit penyertaan (UP).
Terobosan baru di industri pengelolaan investasi terus bermunculan seiring dengan variatifnya permintaan dari investor.
Terbaru, para manajer investasi mulai menjajaki penerbitan reksa dana dengan multi share class. Jenis reksa dana ini memang terdengar masih baru di Indonesia.
Sejauh ini, baru ada satu produk reksa dana dengan multi share class yaitu Manulife Obligasi Unggulan yang dikelola oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia yang bekerja sama dengan Bank Standard Chartered Indonesia sebagai bank kustodian.
Supranoto Prajogo, Direktur PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), mengungkapkan bahwa dari 20 manajer investasi teratas (top 20) di Indonesia telah memiliki rata-rata sebanyak 10 produk reksa dana saham dan 12 reksa dana pendapatan tetap.
“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para MI untuk melakukan pengelolaan untuk reksa dana yang sama,” kata Supranoto dalam acara Mengenal Reksa Dana dengan Multi Share Class yang diadakan oleh Asosiasi Manajer Investasi Indonesia dan Asosiasi Bank Kustodian Indonesia (ABKI) di Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan, Kepala Bagian Perizinan Produk Pengelolaan Investasi OJK Pudjo Damaryono, Direktur PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Supranoto Prajogo, Direktur Pengelolaan Investasi OJK Sujanto, Director & Chief Business Development and Advisory Officer PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Heryadi Indrakusuma, Head of Securities Services Standard Chartered Bank Indonesia Koslina, Ketua Asosiasi Bank Kustodian Indonesia Roosmayani S. Effendi, dan Ketua Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Edward P. Lubis berfoto bersama setelah Diskusi Panel "Mengenal Reksa Dana dengan Multi-Share Class" di Jakarta, Rabu (23/10/2019)./ Bisnis-Dwi Nicken Tari
Adapun yang dimaksud dengan reksa dana multi share class adalah reksa dana terbuka berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang memiliki lebih dari satu kelas Unit Penyertaan (share class).
Seluruh share class memiliki kebijakan dan strategi investasi yang sama. Tak berbeda dengan reksa dana yang sudah ada, komposisi portofolio dan efek-efek di semua kelas juga sama.
Sederhananya, reksa dana dengan multi share class ini merupakan reksa dana anak yang dikolektifkan lewat satu reksa dana induk.
Seperti produk Manulife Obligasi Unggulan sebagai fund induk memiliki 3 kelas UP (share class) atau fund anak. Perbedaan dari ketiga fund anak yang diperjualbelikan tersebut hanya terletak pada fitur administratifnya, seperti besaran biaya, pola distribusi hasil investasi, atau mata uang.
Adapun untuk fund induk tidak diperjual belikan tetapi tetap didaftarkan ke KSEI dan mendapat surat pernyataan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Supranoto melanjutkan bahwa KSEI sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian yang mengembangkan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu (S-Invest) telah menetapkan mekanisme dan tata cara untuk proses pendaftaran dan pengelolaan reksa dana multi share class.
“Bank kustodian dapat mendaftarkan produk multi share class dalam satu paket pendaftaran, baik untuk fund induk maupun fund anak. KSEI akan menggunakan pengkodean khusus untuk membedakan produk multi share class fund tersebut,” paparnya.
Sujanto, Direktur Pengelolaan Investasi OJK, menambahkan bahwa penerapan reksa dana dengan multi share class di Indonesia harus mengikuti prinsip utama manajer investasi. Pertama, MI harus profesional dalam mengelola investasi dan tidak terdapat perbedaan aset atau kebijakan investasi pada setiap kelas reksa dana.
Kedua, transparansi atas setiap kelas reksa dana harus dijunjung dan pengelolaan risiko harus memadai.
“Praktik multi share class di kawasan AS, Kanada, Hong Kong, India, Australia, Malausia, dan Uni Eropa telah meningkatkan keragaman pilihan bagi investor dan meningkatkan efisiensi di manajer investasi,” tutur Sujanto.
Heryadi Indrakusuma, Director & Chief Business Development and Advisory Officer MAMI, menambahkan bahwa produk reksa dana multi share class membuat fund manager dapat mengefisienkan waktu dan biaya.
“Jika semula manajer investasi mengelola beberapa reksa dana dengan strategi yang sama, dengan multi share class dapat disatukan dalam satu reksa dana, sehingga cukup mengadministrasikan satu reksa dana saja,” jelasnya.
Sementara bagi investor, manfaat berinvestasi lewat reksa dana multi share class adalah potensi imbal hasil yang lebih optimal. Sebab, pengelolaan dana dalam satu portofolio besar akan lebih efisien daripada dalam beberapa portofolio kecil.
Selain itu, investor juga tidak lagi dipusingkan dengan beragam nama produk yang memiliki isi sama.
MINAT PENERBITAN
Edward Lubis, Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management, menyampaikan bahwa pihaknya juga tertarik untuk menerbitkan produk reksa dana multi share class ini.
“Multi share class akan kami pakai karena ini akan menjadi fitur juga buat kami, apalagi nanti kalau sudah beberapa MI yang menerbitkan sudah tidak sulit untuk sosialisasi kepada investor,” kata Edward.
Menurut Edward, lebih mudah untuk menerbitkan produk reksa dana multi share class dari produk yang sudah ada ketimbang menerbitkan produk yang sama sekali baru. Pasalnya, fund manager akan lebih mudah dalam menjelaskan unit penyertaan (share class) yang baru dari suatu reksa dana yang sudah ada kepada investor.
Saat ini, Bahana TCW Investment Management mempertimbangkan untuk membuat multi share class dari dua produk reksa dananya yang terdiri dari reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap yang sudah populer.
Edward menggambarkan, fund anak dari reksa dana multi share class tersebut bisa saja berbeda dalam kebijakan pembayaran dividen. Dengan demikian, investor yang lebih senang dengan pembagian dividen dapat memilih fund anak yang memiliki dividend payout, sedangkan yang ingin lanjut menginvestasikan dividennya dapat memilih share class yang lain.
“Sebenarnya diversifikasinya sama karena dari pool aset yang sama. Return-nya berbeda karena yang satu diterima dan yang satunya diinvestasikan lagi. Biayanya sama,” jelas Edward.
Di sisi lain, Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq menjelaskan bahwa pihaknya belum akan menerbitkan produk reksa dana multi share class ini.
“Belum ada rencana buat reksasana dengan multi share class,” kata Hanif kepada Bisnis yang juga hadir dalam kesempatan tersebut.