Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kesepakatan Dagang Sampaikan Sinyal Positif, China Borong Lagi Kedelai AS

Presiden AS Donald Trump berharap perjanjian dagang dengan China dapat ditandatangani pada bulan depan.
Pekerja melakukan proses pengolahan kedelai di salah satu pabrik di Jakarta, Selasa (13/3/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pengolahan kedelai di salah satu pabrik di Jakarta, Selasa (13/3/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – China kembali ke pasar kedelai AS, setelah Negeri Paman Sam memberikan keringanan tarif atas komoditas pangan tersebut.

Hal tersebut disampaikan oleh sumber Bloomberg seperti dilansir pada Rabu (23/10/2019).

“Sejumlah pengolah kedelai di China diberikan izin untuk membeli 10 juta ton kedelai dari AS tanpa terkena tarif yang berlaku,” ungkap sumber itu.

Keringanan tarif ini menjadi yang ketiga, di mana pada putaran sebelumnya total kedelai yang masuk dalam skema mencapai sekitar 5 juta ton.

Selain itu, tawaran tersebut juga menandai kembalinya China ke pasar kedelai AS setelah mereka mengambil kedelai dari Brasil. Harga kedelai dari Brasil dinilai lebih menarik bagi China, yang sudah menderita akibat turunnya permintaan karena terpengaruh flu babi Afrika.

Kabar tersebut direspons positif oleh pasar dengan naiknya harga kedelai berjangka di CBOT sebesar 0,24 persen atau 2,25 poin ke posisi US$9,5 per gantang pada Rabu (23/10) pukul 14.56 WIB. Namun, Kementerian Perdagangan China tidak segera merespons faks yang meminta komentar tersebut.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyampaikan China telah mengindikasikan bahwa negosiasi dagang berjalan baik. Pernyataan ini telah meningkatkan ekspektasi bahwa kedua pihak bisa menandatangani kesepakatan pada pertemuan di Chile pada bulan depan.

“Mereka telah memulai pembelian [kedelai]. Saya menginginkan lebih,” ucap Trump pada pertemuan kabinet di Gedung Putih, awal pekan ini.

Sumber Bloomberg juga menyatakan keringanan tarif diberikan kepada perusahaan-perusahaan pengolah kedelai berstatus BUMN dan swasta China.

Meski demikian, para trader terbagi dua atas perkembangan ini. 

Joe Davis, Direktur di broker Futures International di Chicago, menuturkan China akan membeli kedelai dengan harga murah. Menurutnya, mereka memiliki waktu lebih banyak memanfaatkan kesempatan tarif keringanan baru.

“Jadi, saya tidak akan berekspektasi semua pembelian di AS. Perusahaan swasta kemungkinan menunggu harga turun. Sementara itu, di Chicago, kedelai diperdagangkan pada US$9,52 per gantang untuk hari ini, naik untuk hari kedua,” ucapnya.

AS merupakan produsen utama kedelai di dunia, dengan China sebagai pembeli terbesar. Berdasarkan data Departemen Pertanian AS, China menerima 2,67 juta ton kedelai dari AS pada Agustus 2019, melonjak 2,54 juta ton dari hanya 130.852 ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain China, AS juga mengirimkan kedelainya ke Indonesia, yang masuk dalam jajaran top pembeli kedelai AS. Pada Agustus tahun ini, AS telah mengekspor 291.479 ton kedelai ke Indonesia, meningkat 50.919 ton dari pengiriman Agutus 2018, yang sebanyak 240.560 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper