Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibayangi Kelebihan Pasokan, Harga Minyak Mentah Surut

Kelompok industri American Petroleum Institute (API) melaporkan stok minyak mentah naik 4,45 juta barel pada pekan lalu.
Matahari terbenam di belakang sebuah pompa minyak di luar Saint-Fiacre, dekat Paris, Prancis, Selasa (17/9/2019)./REUTERS-Christian Hartmann
Matahari terbenam di belakang sebuah pompa minyak di luar Saint-Fiacre, dekat Paris, Prancis, Selasa (17/9/2019)./REUTERS-Christian Hartmann

Bisnis.com, JAKARTA – Minyak mentah berjangka melanjutkan penurunan pada Rabu (23/10/2019), merespons indikasi kenaikan persediaan minyak AS untuk pekan keenam, jangka waktu terpanjang dalam hampir satu tahun.

Data Bloomberg menunjukkan hingga Rabu (23/10) pukul 13.31 WIB, harga minyak mentah turun 0,59 persen atau 0,32 poin ke posisi US$54,16 per barel, sedangkan harga minyak mentah Brent menurun 0,35 persen atau 0,21 poin ke posisi US$59,49 per barel.

Kelompok industri American Petroleum Institute (API) melaporkan stok minyak mentah naik 4,45 juta barel pada pekan lalu. Sementara itu, angka resmi terkait hal ini akan diumumkan oleh US Energy Information Administration pada Rabu (23/10) waktu setempat.

Secara keseluruhan, harga minyak telah terjun 18 persen dari puncak pada April 2019 karena perang dagang AS – China yang meredupkan permintaan dan pasokan global yang berlimpah.

Reuters melaporkan, menurut sumber, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan mitra mereka gelisah terhadap prospek permintaan minyak pada tahun depan.

Michael McCarthy, Kepala Pasar Strategis CMC Markets, menyampaikan jika kita melihat angka resmi stok minyak AS sejalan dengan laporan API, maka akan ada reaksi yang hebat dan penjualan besar-besaran di pasar minyak mentah.

“Selanjutnya, pertemuan OPEC digelar tidak menunggu Desember 2019. Pasar masih sangat berhati-hati dan begitu rentan [terhadap gejolak],” ujarnya seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (23/10).

Dalam survei median Bloomberg, stok minyak AS kemungkinan naik 3 juta barel pada pekan lalu. Adapun persediaan bensin turun 702.000 barel pada pekan yang berakhir 18 Oktober 2019.

Goldman Sachs melaporkan harga Brent kemungkinan besar diperdagangkan di level US$60 per barel pada 2020, bahkan saat OPEC+ menahan produksi sekitar kuartal keempat. Bank itu juga memotong pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun depan menjadi 1,25 juta barel per hari (bph) dari 1,45 juta bph.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper