Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Selasa (22/10/2019), di tengah optimisme tentang prospek kesepakatan perdagangan China-AS.
Hari libur perdagangan di Jepang membuat volume perdagangan hari ini cenderung tipis, sementara indeks MSCI saham Asia Pacific di luar Jepang menguat 0,4 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 menguat masing-masing 0,5 persen dan 0,39 persen, sedangkan indeks Hang Seng menguat 0,1 persen.
Dilansir dari Reuters, Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan pada Selasa bahwa China dan Amerika Serikat telah mencapai beberapa kemajuan dalam pembicaraan perdagangan mereka, menambahkan bahwa selama kedua belah pihak saling menghormati dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
Presiden AS Donald Trump terdengar optimis pada kesepakatan China pada hari Senin, sementara penasihat Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan tarif barang-barang China yang dijadwalkan akan berlaku pada Desember dapat dibatalkan jika pembicaraan berjalan baik.
Saham teknologi yang sensitif terhadap perdagangan naik 1,1 persen, membantu mengangkat indeks S&P 500 menguat 0,69 persen dan mendekati rekor penutupan tertinggi pada perdagangan Senin. Sementara itu, indeks Dow Jones naik 0,21 persen.
Baca Juga
Di pasar valas, poundsterling bertahan di level US$1,2980 setelah Perdana Menteri Boris Johnson gagal mendapatkan suara pada kesepakatan Brexit dan akan mencoba lagi pada hari Selasa untuk meloloskan RUU tahap pertama di Parlemen.
“Jika House of Commons memilih mendukung kesepakatan, nilai tukar pound sterling terhadap dolar AS dapat rally menuju level US$1,3500 dalam jangka menengah. Inggris kemudian akan memasuki masa transisi yang berlangsung hingga 31 Desember 2020,” ujar Kim Mundy, pakar strategi mata uang di CBA .
“(Namun) jika parlemen menolak kesepakatan itu, pound sterling kemungkinan akan stabil di sekitar US$1.2800 karena risiko Brexit tanpa kesepakatan akan tetap rendah. Pemilu dini Inggris akan menjadi cara paling logis berikutnya,” tambahnya.