Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah diproyeksi akan bergerak melemah di hadapan dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini.
Kemarin, rupiah ditutup di level Rp14.166 per dolar AS melemah 0,184% atau 27 poin. Kinerja rupiah tersebut menjadi kinerja mata uang terlemah kedua di antara mata uang Asia lainnya.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan kurangnya detail mengenai hasil negosiasi perang dagang AS-China membuat banyak investor berhati-hati.
Sementara itu, BPS mengumumkan neraca dagang Indonesia masih mengalami defisit sebesar US$160,5 juta sepanjang September 2019, sehingga sepanjang tahun berjalan terjadi defisit sebesar US$1,95 miliar. Sentimen tersebut pun telah memberikan beban terhadap pergerakan rupiah.
Dia memprediksi rupiah masih bergerak melemah pada perdagangan Rabu (16/10/2019) di kisaran Rp14.132 per dolar AS hingga Rp14.190 per dolar AS akibat tersengat data eksternal yang masih membebani penguatan.
Ibrahim juga mengatakan bahwa Bank Indonesia pun terus melakukan intervensi melalui transaksi di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan DNDF untuk menopang pelemahan rupiah.
Baca Juga
Dikutip dari hasil risetnya, Rabu (16/10/2019), analis fixed income Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Dhian Karyantono mengatakan rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif di kisaran Rp14.141– Rp14.186 per dolar AS.
"Rupiah berpotensi ditutup melemah," imbuh Dhian.