Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa tergelincir dan mengakhiri pergerakannya di zona merah pada perdagangan Senin (14/10/2019), saat investor mencermati prospek perundingan perdagangan Amerika Serikat-China dan perkembangan Brexit.
Berdasarkan data Reuters, indeks Stoxx 600 Eropa ditutup melemah 0,5 persen, setelah mampu mencatat reli penguatan selama tiga hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.
Meski berakhir negatif, Stoxx dapat mengikis hampir separuh dari penurunan yang dibuat di awal sesi karena sektor defensif mendapatkan beberapa dukungan dan saham produsen mobil naik.
Tumbuhnya optimisme seputar perundingan perdagangan AS-China dan perjanjian Brexit yang telah membantu indeks mencatat kenaikan persentase harian terbaiknya sejak awal Januari, membuat sedikit koreksi yang dialami pada Senin (14/10) wajar terjadi.
Namun, sebuah laporan pada Senin (14/10) bahwa pemerintah China menginginkan lebih banyak pembicaraan sebelum menandatangani kesepakatan "fase satu" dengan Washington menambah keraguan tentang kesepakatan perdagangan.
Para analis memperingatkan bahwa kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan global dan proses Brexit (perpisahan Inggris dari Uni Eropa) masih tinggi.
Baca Juga
“Kita membutuhkan lebih banyak informasi untuk menentukan apakah perkembangan terbaru tersebut mewakili perubahan struktural dalam hubungan antara AS dan China,” tulis Claudio Irigoyen dari Bank of America Merrill Lynch dalam sebuah catatan.
"Pertanyaannya tetap pada apakah kesepakatan yang cukup menguntungkan bagi kedua belah pihak tercakup dalam paket kesepakatan yang layak,” tambahnya.
Pada Jumat (11/10), pemerintah AS menguraikan fase pertama dari kesepakatan perdagangan dan menunda kenaikan tarif impor terhadap sejumlah barang China yang sedianya diberlakukan pekan ini.
Kendati demikian, tarif eksisting tetap berlaku dan para pejabat pemerintah di kedua belah pihak mengungkapkan ada lebih banyak upaya yang diperlukan sebelum dapat mencapai sebuah kesepakatan.
Perang dagang yang telah berlangsung sekitar 15 bulan belakangan antara dua ekonomi utama dunia ini telah melemahkan kepercayaan bisnis dan mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia.
Data terbaru dari China yang dirilis pada Senin (14/10) menunjukkan kontraksi lebih lanjut dalam ekspor dan impor pada bulan September.
Saham pertambangan, di antara barometer utama kekhawatiran terhadap ekonomi China, turun 2,5 persen sekaligus memimpin penurunan di antara perdagangan sub-sektor Eropa di zona merah.
Sementara itu, perkembangan soal kesepakatan Brexit masih tampak tak pasti setelah sejumlah diplomat mengindikasikan Uni Eropa menginginkan lebih banyak konsesi dari Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan mengatakan kesepakatan penuh kecil kemungkinan tercapai pekan ini.
Indeks FTSE Inggris pun melemah 0,56 persen setelah mampu melonjak 4 persen pada perdagangan Jumat (11/10), sedangkan indeks saham blue chip London turun 0,46 persen.